Senin, 31 Oktober 2016

SINDIKAT NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)






SINDIKAT
NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)


Disusun sebagai syarat
untuk mengikuti
TRAINING INSTRUKTURE ( TI )
HMI  CABANG OKU TIMUR




Disusun oleh :


EKO SUSANTO


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Cabang OKU Timur

2015
PENDAHULUAN
           
Tiada untaian kata yang patut hamba ucapkan selain puji syukur hamba kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan keseimbangan di dunia ini dengan dialektika, sehingga dengan rahmatNya manusia dapat berperan serta dalam proses sosial yang sedang berlangsung. Sholoawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang merurapakan sang Revolusioner besar yang mambalikkan piramida struktur sosial, serta mengentaskan kaum marginal dari struktur social yang menindasnya.
Dasar organisasi merupakan sumber motivasi, pembenaran dan ukuran bagi gerak organisasi. Karena kualitas inilah HMI selain sebagai organisasi kemahasiswaan yang memperhatikan “sdudents need dan students interest “juga sebagai organisasi perjuangan yang mengemban suatu “mission sacree”secara ringkas.
Bahwa tugas suci HMI ialah berusaha menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebab islam yang menjadi dasar perjuanganya memuat ajaran pokok bahwa “sesungguhnya Allah memerintahkan akan keadilan dan ihsan ( usaha perbaikan masyarakat ).
Dasar perjuangan yang senantiasa memberikan nyawa pergerakan HMI biasa disebut dengan NDP ( Nilai-nilai Dasar Perjuangan ). NDP meruipakan perumusan tentang ajaran-ajaran pokok agama islam yaitu nilai dasarnya, sebagaimana tercantum dalam al-kitab dan as-sunnah. Kepada setiap anggota HMI, terutama para aktivis diharapkan membaca NDP. Pemahaman terhadap nilai tersebut diharapkan dapat menafasi perjuangan di masa dewasa ini dan seterusnya.
Sistematika dalam penerjemahan dan pemahaman NDP ini kepada selain tergtung dari faktor tingkat penegetahuan para peserta training juga tergantung pada metode pendekatan yang dipilih oleh penerjemah sendiri. Oleh karena itu diminta kekreatfan penerjemah atau instruktur latihan untuk membuat sistematika sesuai keperluan.




TUJUAN SINDIKAT
NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN

Tujuan Umum :
a         Agar kader dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta nilai-nilai yang terkandung dalam NDP secara komprehensif .
b        Agar pemahaman kader atas nilai NDP dapat diaplikasikan dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan Khusus :
a         Agar kader dapat memahami NDP tidak hanya sebatas pengetahuan saja.
b        Agar dapat membentuk identitas kader dan militansi kader melalui pemahaman dan aplikasi NDP yang komprehensif.

Metode
-          Ceramah,
-          Diskusi,
-          Tanya jawab
-          Game

Bahan;
-          Papan tulis
-          board maker

Waktu 8 jam












DAFTAR ISI

Pendahuluan..................................................................................................... ii
Tujuan – Tujuan. Metode dan Bahan Ajar........................................................ iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv

A.      Sejarah NDP.............................................................................................. 1
B.       Pengertian NDP......................................................................................... 1
C.       Sejarah Perumusan dan Lahirnya NDP..................................................... 2
D.      Kedudukan NDP dan MisiOn HMI.......................................................... 3
E.       Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara
Iman, Ilmu, Dan Amal............................................................................... 4
F.        Nilai – Nilai Dasar Perjuangan
              I.          Dasar- dasar kepercayaan................................................................... 4
           II.          Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan............................. 5
        III.          Kemerdekaan manusia (Ikhtiar) dan keharusan universal (takdir)..... 6
        IV.          Ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan..................................... 7
           V.          Individu dan masyarakat.................................................................... 8      
        VI.          Keadilan sosial dan keadilan ekonomi............................................... 9
     VII.          Kemajuan Tekhnologi dan ilmu pengetahuan.................................... 10

Daftar Pustaka.................................................................................................. 11




A.      SEJARAH NDP
NDP (Nilai - Nilai Dasar Perjuangan) adalah suatu konsep yang digagas oleh Nurcholis Madjid yang bisa disapa Cak Nur. NDP bermula ketika Cak Nur melihat berbagai ormas yang ada masing-masing mempunyai dasar tersendiri dalam pergerakannya,. dari sini kemudian beliau berfikir untuk agar supaya HMI sama dengan organisasi lainnya. HMI harus punya dasar dan landasan dalam perjuangannya, maka sejak itu beliau mulai merumuskan apa yang dinamakannya NDP. Pada tahun 1968, ketika sedang menjabat ketua PB HMI, Nurcholis Madjid (Cak Nur) melakukan perjalanan keberbagai Negara. Beliau diundang mengunjungi Amerika yang kurang lebih selama satu bulan. Kemudian beliau pergi keliling mengunjungi Timur tengah diantaranya Turki, Lebanon, Syria dan Irak. Motif Cak Nur adalah mencari jawaban dari pandangannya tentang masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam dan banyak diantara mereka mengklaim diri sebagai pejuang-pejuang Islam, tetapi tidak sesuai sebenarnya. Dari pengalaman Cak Nur keliling mengunjungi Negara - negara Timur tengah, muncul keinginan dalam hatinya untuk membuat NDP (Nilai Dasar Perjuangan) atau NIK (Nilai Indentitas Kader). Selama bulan April, Cak Nur berusaha keras untuk dapat menyelesaikan agar bisa dibawa ke kongres HMI ke-9 di Malang yang akhirnya dapat diselesaikan.

B.       Pengertian NDP
Nilai Dasar Perjuangan atau disingkat NDP adalah sekumpulan nilai-nilai yang menjadi acuan dan landasan bagi kader HMI untuk bergerak dan berjuang atas nama himpunannya. NDP merupakan intisari dari kandungan - kandungan Al Qur’an, berisi tentang segala persoalan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Nilai Dasar Perjuangan (NDP) memiliki tujuh poin-poin inti, yaitu :

a. Dasar- dasar kepercayaan
b. Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan
c. Kemerdekaan manusia (Ikhtiar) dan keharusan universal (takdir)
d. Ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan
e. Individu dan masyarakat                                      
f. Keadilan sosial dan keadilan ekonomi           
g. Kemajuan Tekhnologi dan ilmu pengetahuan

C.       Sejarah Perumusan dan Lahirnya NDP
Memang menjadi sebuah keniscayaan apabila sebuah organisasi harus memiliki acuan dasar, yaitu nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan gerak perjuangan organisasi tersebut. HMI yang didirikan di Jogjakarta pada tanggal 5 Februari 1947 M (pasal 2 AD HMI), ternyata tidak memiliki landasan gerak perjuangan dalam bentuk rumusan khusus, hingga pada kongres ke- 9 di Malang tanggal 10 Mei 1969 M, seorang Nurcholis Madjid ‘memboyong’ ide tentang penciptaan Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. Karena sulitnya membicarakan Nilai Dasar Perjuangan dalam kongres tersebut, akhirnya diputuskan untuk dikaji lebih jauh dan disempurnakan oleh; Endang Saifudin Anshori, Sakib Mahmud dan Nurcholis Madjid sendiri. Hingga tanggal 31 Maret 1986 dalam kongres ke-16 di Padang, lahirlah NDP yang namanya duganti menjadi NIK (Nilai Identitas Kader) dan pada tanggal 7 desember 1999 dalam kongres ke 22 di Jambi , nama NIK kembali menjadi NDP.

D.      Kedudukan NDP dalam Organisasi HMI
Semangat ke-Islaman yang menyertai suasana kelahiran HMI, mengharuskan HMI menjadikan islam sebagai roh dan karakternya. Semangat kesejarahan ini memberikan pengertian bahwa dalam keadaan bagaimanapun HMI tidak dapat melepaskan keterikatannya pada ajaran – ajaran Islam. Islam telah menjadi kodrat dan fitrah HMI sejak awal kelahirannya. Bagi HMI, Islam diyakini sebaagai kebenaran yang baik dan haq, tidak ada lagi kebenaran selain Islam. Sebagai pengakuan keyakinan akan kebenaran Islam secara yuridis, HMI meletakkan Nilai Islam dalam Muqoddimah AD HMI. Pengakuan Islam sebagai ajaran yang Haq dan ajaran yang sempurna dalam muqoddimah AD HMI, mengandung pengertian bahwa islam akan selalu menjiwai aturan-aturan pokok dan kebijakan organisasi yang menjadi pedoman dalam melakukan aktifitas organisasi.

E.       Kedudukan NDP dan Mission HMI
Hubungan antara NDP dan Mision HMI bagai dua sisi mata uang. HMI mempunyai dua misi yang sangat jelas yatiu keIslaman dan keIndonesiaan. Misi keIslaman dalam rumusan NDP dapat posisi yang sangat penting, di mana sumber Al-Quran dan Sunah Rasul menjadi pedoman dasar dalam perumusan NDP.

F.        Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara Iman, Ilmu, Dan Amal
NDP menurut DR. Nur Ahmad Fadhil Lubis MA, kata-kata dan kalimat dalam NDP sarat akanmakna dan bersifat global. Dengan model seperti ini ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan NDP yang dirumuskan lebih dari 30 tahun yang lalu, sampai hari ini tetap “awet” dan tetap terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja. Hal ini tidak perlu dirisaukan apa lagi dikhawatirkan seolah kader-kader HMI mengalami stagnasi intelektual. Kerugiannya, NDP menjadi agak sulit untuk dipahami, termasuk bagi orang-orang yang mengaku atau dijuluki penceramah NDP. Akhirnya hal ini melegenda dan menjadi mitos dikalangan HMI. Termasuk ketika kita menelaah kesimpulan NDP, bahwa tugas manusia di dunia ini adalah untuk ber-iman, ber-ilmu, dan ber-amal. Makna apakah di balik kata iman, ilmu, dan amal itu? Berbicara mengenai iman, tentu itu urusan personal. Setiap manusia harus menyadari bahwa tidak bisa tidak harus punya nilai. Iman sifatnya primer. Iman adalah tentang kepercayaan, dan manusia tidak boleh untuk tidak memiliki, karena akan menentukan ke manakah arah ia hidup. Tetapi apabila terlalu mempunyai banyak kepercayaan, akan menjerat manusia itu sendiri dan tidak akan membuat banyak kemajuan. Seseorang disebut beriman apabila telah memenuhi tiga sendi iman: pertama, pengakuan lisan tentang keberadaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan pengakuan Muhammad sebagai Rasul Allah. Kedua, pembenaran dalam hati dan tidak boleh ada keragu-raguan. Keitga, pembuktian dengan amal perbuatan. Ketika ketiganya sudah terintegral dalam diri seorang muslim, maka barulah ia bisa disebut beriman. Iman yang benar adalah iman yang tidak membelenggu kebebaan manusia. Pada tempatnyalah manusia harus menyadari dengan benar posisinya sebagai khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi) yang bertugas untukmemakmurkan bumi dengan memanfaatkan dan memelihara alam untuk kepentingan seluruh makhluk. Tugas ini akan terlaksana dengan baik jika manusia memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Berilmu, perjalanan menuju kepercayaan tentunya membutuhkan jihad sekalipun bertentangan dengan hati nurani. Jihad atau mujahadah di sini erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Semua itu tidak akan berarti apa-apa sebelum kita amalkan. Mempersembahkan karya-karya keilmuan dan hasil tekhnologi untuk kemanusiaan adalah merupakan amal saleh yang angat diharagi oleh Allah SWT. Lebih jauh dari itu, setiap manfaat yang diambil manusia dari karya seseoarang sehingga benar-benar bermanfaat juga merupakan amal saleh. Dan penting untuk dicatat, bahwa amal shaleh mestilah menjadi manivestasi dari iman dan ilmu. Di dalam NDP kita tidak berbicara mengenai bagaimana orang sholat, zakat, dan sebagainya, tetapi terbatas pada pembicaraan kepada hal-hal prinsipil dan strategis yang akan terus mempengaruhi cara berpikir dan pandangan hidup kader himpunan.

G.      Nila - Nilai Dasar Perjuangan
              I.     Dasar - Dasar Kepercayaan
Dalam kehidupan manusia butuh kepercayaan. Sebagaimana dasar bahwa manusia adalah makhluk percaya.Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. Kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur. Kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Kebenaran yang mutlak adalah yang bersumber dari Tuhan Allah SWT Perkataan “Tidak ada Tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan. Perkataan “Selain Allah”  memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Yang dimaksudkan dengan persaksian tersebut ; agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai – nilai, itu berarti tunduk pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rasul atau utusan Tuhan. Muhammad adalah Rasul penghabisan, jadi tiada Rasul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rasul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran - ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah “perubahan dan perkembangan”, sebab: segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada henti-hentinya. Alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi.Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan “Khalifah” atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya , Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia.Manusia harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu (17:72) “Tauhid” dan lawannya disebut “syirik” artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian Maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban kemanusiaan menuju kebenaran.

           II.     Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan
Fitrah manusia membuatnya berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief). “Dlamier” atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena secara fitrahnya manusia cenderung kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan, maka manusia secara dasar / asasi disebut sebagai mahluk yang mempunyai cita-cita dan cenderung kepada sesuatu yang ideal (mahluk ideal). Dalam arti tidak mau menerima “apa adanya” dan tetap selalu berusaha mewujudkan “apa yang semestinya atau apa yang seharusnya”. Hanya manusia yang dapat membentuk lingkungannya dan bukan lingkungan yang membentuk dirinya. Dengan kesadaran atau pikirannya, ia selalu menginginkan sesuatu yang lebik baik, begitupun seterusnya. Apabila manusia tidak mempunyai nilai kemanusiaan ini, maka dapat dipastikan, manusia saat ini akan tetap dalam keadaan yang sama, tidak maju-maju dan tidak bisa mampu menciptkan sebuah peradaban. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan - kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan- kemajuan Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan.

        III.     Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) Dan Keharusan Universal (Takdir)
Seperti yang disinggung dalam bab II, bahwa salah satu dari nilai asasi manusia adalah sebagai mahluk yang berkehendak bebas/ merdeka. Tanpa kemerdekaan / kebebasan memilih, maka tak akan ada keikhlasan. Karena pekerjaan itu, tidak dipilih sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Keikhlasan yang insani tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan Kemerdekaan itu dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Sebagaimana yang dikatakan Muthahhari, bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia adalah cinta kebebasan. Merdeka (bebas) lebih mulia daripada segala nilai materiil”. Kehidupan sekarang di dunia berarti manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus, sedangkan kehidupan kelak sesudah mati di akherat manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruk dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung jawaban bersama, tapi hanya ada pertanggung jawaban perseorangan yang mutlak . Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal itu (57:23). Sebagai mahluk sosial, maka manusia harus patuh terhadap batas-batas kebebasannya. Hal ini agar tidak menghilangkan kebebasan satu sama lain. Akan tetapi bukan pembelengguan, akan tetapi saling menghormati kebebasan satu sama lain. Ia harus patuh terhadap keharusan universal (takdir). Namun, kepatuhan disini bukan kepatuhan tanpa adanya usaha terlebih dahulu, karena ini sama artinya dengan perbudakan.

        IV.     Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa dan Kemanusiaan.
Tujuan manusia merdeka adalah kebenaran, dan yakin akan adanya kebenaran mutlak, yakni Tuhan sebagai tujuan akhir. Manusia mesti tunduk kepada kebenaran itu sendiri. Tunduk kepada kebenaran berarti pengabdian kepada-Nya. Karena, usaha pencarian kebenaran tanpa adanya keyakinan bahwa ada kebenaran yang terakhir, maka usaha kita akan menjadi sia-sia, tak tertuju, dan tak berke-Tuhan-an. Seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan atau “ridho” daripada-Nya Iman” berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME Kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia “amal saleh” (harfiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Sesuatu yang benar, pasti ada yang lebih benar dan begitupun seterusnya hingga pada kebenaran terakhir, karena tidak ada kebenaran mutlak dalam ukuran manusia. Yang mutlak hanya milik Tuhan yang satu. Pancaran kebenaran yang diperoleh oleh manusia merupakan pancaran dari kebenaran yang satu, yakni kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, antara nilai-nilai ke-Tuhan-an dengan nilai-nilai kemanusiaan akan selalu selaras. Nilai-nilai kemanusiaan merupakan pancaran dari nilai-nilai ke - Tuhan-an
.
           V.     Individu dan Masyarakat
Dalam masyarakat, kemerdekaan asasi diwujudkan, karena Pusat kemanusiaan adalah masing-masing pribadi sendiri. Kemerdekaan manusia adalah hak asasi yang pertama. Tak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kebebasan/kemerdekaan. Ia melebihi materi. Sebagaimana yang telah ditegaskan didalam bab dua oleh Muthahhari, bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia adalah cinta kebebasan. Merdeka (bebas) lebih mulia daripada segala nilai materiil”. Kebebasan manusia melebihi dari sekedar ekonomi. Kebebasan merupakan nilai-nilai ilahian yang diberikan Tuhan kepada manusia. Dengan adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbu perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya.. Kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesame manusia dalam lingkungan masyarakat. Dalam realitanya tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, oleh karena itu, manusia dinamakan sebagai mahluk sosial, yakni mahluk yang saling membutuhkan dengan sesama yang lain.

Kemerdekaan manusia dalam suatu masyarakat harus saling menghargai. Jangan sampai kebebasan individunya dapat menghilangkan kebebasan individu yang lain. Maka persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus ditegakkan. Yaitu dengan membatasi kemerdekaan. Jika ada kemerdekaan tanpa batas hidup dalam suatu masyarakat, maka sama halnya dengan adanya penindasan atau pengekangan terhadap kebebasan individu yang lain. Dan ini tidak boleh dibiarkan hidup dalam masyarakat. Keadaan demikan harus segera dilawan dan dihapuskan. Penguasaan manusia terhadap manusia lain, yang berarti penindasan, tidak sejalan nilai - nilai kemanusiaan. Jika masih terdapat pengekangan kebebasan atau kebebasan tak terbatas individu hidup dalam suatu masyarakat, maka tak akan bisa manusia mewujudkan masyarakat yang ideal.

        VI.     Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa hubungan antara individu dan masyarakat, dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantung. Tidak ada kebebasan tak terbatas seorang individu dalam masyarakat. Oleh karena itu keadilan dalam masyarakat perlu ditegakkan, yakni untuk mengatur kebebasan individu hubungannya dengan masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan keadilan, dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah masyarakat sendiri Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan.Pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang lainKejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan. Pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan .Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya. Pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang pantas.

     VII.     Kemajuan Tekhnologi dan Ilmu Pengetahuan
Inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh. Manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak (progresif). Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya Ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh .Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi. Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah pengertian yang dipunyai manusia secara benar, baik mengenai dunia atau alam semesta dan juga diri manusia serta Tuhan. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat menemukan kebenaran. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal adalah Akal yang dimiliki manusia berfungsi tidak hanya untuk berfikir tentang keilmuan namun juga untuk membedakan antara hal yang mereka yakini sebagai kebaikan untuk kemudian diamalkannya dan kejahatan untuk kemudian dihilangkannya




















DAFTAR PUSTAKA


Al Qur’an terjemah

Dr. Nur Ahamd Fadhil Lubis MA dan Dr. Amiur Nurudin MA, Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI, Doktrin Islam yang Membisu , HMI cabang Sukoharjo, 2002

H. Bambang Setyo, M.Sc, Syariah, solusi masalah Bangsa untuk selamatkan NKRI , forum silaturrahim Masyarakat Peduli Syariah, 2012

Jon Elster, Karl Marx, Marxisme-Analisis Kritis , PT Prestasi Pustakaraya, 2000

Konstitusi HMI, KONGRES KE XXVII-Depok

Mudhor Husin Shahab, Inilah Islam Sejati, CV bintang Pelajar, 1978

Prof. DR. azyumardi azra, MA, Histografi Islam Kontemporer, wacana, aktualitas, dan actor sejarah, PT Gramedia Pustaka Utama,2002.

Takbier Wata, Ngeteh di Ruang Tamu NDP , Tomanurung, 2013

Zekyaneupidie.blogspot.com, NDP HMI, yang diakses pada tanggal 04 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi ”                                                 Dosen Pengampu : Eko Susanto,...