SINDIKAT
NILAI –
NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)
Disusun
sebagai syarat
untuk
mengikuti
TRAINING INSTRUKTURE ( TI
)
HMI CABANG OKU TIMUR
Disusun oleh :
EKO SUSANTO
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Cabang OKU Timur
2015
PENDAHULUAN
Tiada untaian kata yang
patut hamba ucapkan selain puji syukur hamba kepada Allah SWT, Tuhan yang telah
menciptakan keseimbangan di dunia ini dengan dialektika, sehingga dengan
rahmatNya manusia dapat berperan serta dalam proses sosial yang sedang
berlangsung. Sholoawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad yang merurapakan sang Revolusioner besar yang mambalikkan
piramida struktur sosial, serta mengentaskan kaum marginal dari struktur social
yang menindasnya.
Dasar organisasi merupakan
sumber motivasi, pembenaran dan ukuran bagi gerak organisasi. Karena kualitas
inilah HMI selain sebagai organisasi kemahasiswaan yang memperhatikan “sdudents
need dan students interest “juga sebagai organisasi perjuangan yang
mengemban suatu “mission sacree”secara ringkas.
Bahwa tugas suci HMI ialah
berusaha menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebab islam yang
menjadi dasar perjuanganya memuat ajaran pokok bahwa “sesungguhnya Allah
memerintahkan akan keadilan dan ihsan ( usaha perbaikan masyarakat ).
Dasar perjuangan yang
senantiasa memberikan nyawa pergerakan HMI biasa disebut dengan NDP (
Nilai-nilai Dasar Perjuangan ). NDP meruipakan perumusan tentang ajaran-ajaran
pokok agama islam yaitu nilai dasarnya, sebagaimana tercantum dalam al-kitab
dan as-sunnah. Kepada setiap anggota HMI, terutama para aktivis diharapkan
membaca NDP. Pemahaman terhadap nilai tersebut diharapkan dapat menafasi
perjuangan di masa dewasa ini dan seterusnya.
Sistematika dalam
penerjemahan dan pemahaman NDP ini kepada selain tergtung dari faktor tingkat
penegetahuan para peserta training juga tergantung pada metode pendekatan yang
dipilih oleh penerjemah sendiri. Oleh karena itu diminta kekreatfan penerjemah
atau instruktur latihan untuk membuat sistematika sesuai keperluan.
TUJUAN SINDIKAT
NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN
Tujuan Umum :
a
Agar kader dapat memahami latar belakang perumusan dan
kedudukan NDP serta nilai-nilai yang terkandung dalam NDP secara komprehensif .
b
Agar pemahaman kader atas nilai NDP dapat diaplikasikan dalam
kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan Khusus :
a
Agar kader dapat memahami NDP tidak hanya sebatas pengetahuan
saja.
b
Agar dapat membentuk identitas kader dan militansi kader
melalui pemahaman dan aplikasi NDP yang komprehensif.
Metode
-
Ceramah,
-
Diskusi,
-
Tanya jawab
-
Game
Bahan;
-
Papan tulis
-
board maker
Waktu 8 jam
DAFTAR ISI
Pendahuluan..................................................................................................... ii
Tujuan – Tujuan. Metode
dan Bahan Ajar........................................................ iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv
A.
Sejarah NDP.............................................................................................. 1
B.
Pengertian NDP......................................................................................... 1
C.
Sejarah Perumusan dan Lahirnya NDP..................................................... 2
D.
Kedudukan NDP dan MisiOn HMI.......................................................... 3
E.
Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara
Iman, Ilmu, Dan Amal............................................................................... 4
F.
Nilai – Nilai Dasar Perjuangan
I.
Dasar- dasar kepercayaan................................................................... 4
II.
Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan............................. 5
III.
Kemerdekaan manusia (Ikhtiar) dan keharusan universal
(takdir)..... 6
IV.
Ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan..................................... 7
V.
Individu dan masyarakat.................................................................... 8
VI.
Keadilan sosial dan keadilan ekonomi............................................... 9
VII.
Kemajuan Tekhnologi dan ilmu pengetahuan.................................... 10
Daftar Pustaka.................................................................................................. 11
A.
SEJARAH NDP
NDP (Nilai - Nilai Dasar
Perjuangan) adalah suatu konsep yang digagas oleh Nurcholis Madjid yang bisa
disapa Cak Nur. NDP bermula ketika Cak Nur melihat berbagai ormas yang ada
masing-masing mempunyai dasar tersendiri dalam pergerakannya,. dari sini
kemudian beliau berfikir untuk agar supaya HMI sama dengan organisasi lainnya.
HMI harus punya dasar dan landasan dalam perjuangannya, maka sejak itu beliau
mulai merumuskan apa yang dinamakannya NDP. Pada tahun 1968, ketika sedang
menjabat ketua PB HMI, Nurcholis Madjid (Cak Nur) melakukan perjalanan keberbagai
Negara. Beliau diundang mengunjungi Amerika yang kurang lebih selama satu
bulan. Kemudian beliau pergi keliling mengunjungi Timur tengah diantaranya
Turki, Lebanon, Syria dan Irak. Motif Cak Nur adalah mencari jawaban dari
pandangannya tentang masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam dan banyak
diantara mereka mengklaim diri sebagai pejuang-pejuang Islam, tetapi tidak sesuai
sebenarnya. Dari pengalaman Cak Nur keliling mengunjungi Negara - negara Timur
tengah, muncul keinginan dalam hatinya untuk membuat NDP (Nilai Dasar
Perjuangan) atau NIK (Nilai Indentitas Kader). Selama bulan April, Cak Nur berusaha
keras untuk dapat menyelesaikan agar bisa dibawa ke kongres HMI ke-9 di Malang
yang akhirnya dapat diselesaikan.
B.
Pengertian NDP
Nilai Dasar Perjuangan
atau disingkat NDP adalah sekumpulan nilai-nilai yang menjadi acuan dan
landasan bagi kader HMI untuk bergerak dan berjuang atas nama himpunannya. NDP
merupakan intisari dari kandungan - kandungan Al Qur’an, berisi tentang segala
persoalan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Nilai Dasar
Perjuangan (NDP) memiliki tujuh poin-poin inti, yaitu :
a. Dasar- dasar kepercayaan
b. Pengertian-pengertian
dasar tentang kemanusiaan
c. Kemerdekaan manusia
(Ikhtiar) dan keharusan universal (takdir)
d. Ketuhanan yang maha esa
dan kemanusiaan
e. Individu dan masyarakat
f. Keadilan sosial dan
keadilan ekonomi
g. Kemajuan Tekhnologi dan
ilmu pengetahuan
C.
Sejarah Perumusan dan Lahirnya NDP
Memang menjadi sebuah
keniscayaan apabila sebuah organisasi harus memiliki acuan dasar, yaitu
nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan gerak perjuangan organisasi
tersebut. HMI yang didirikan di Jogjakarta pada tanggal 5 Februari 1947 M
(pasal 2 AD HMI), ternyata tidak memiliki landasan gerak perjuangan dalam
bentuk rumusan khusus, hingga pada kongres ke- 9 di Malang tanggal 10 Mei 1969
M, seorang Nurcholis Madjid ‘memboyong’ ide tentang penciptaan Nilai Dasar Perjuangan
(NDP) HMI. Karena sulitnya membicarakan Nilai Dasar Perjuangan dalam kongres
tersebut, akhirnya diputuskan untuk dikaji lebih jauh dan disempurnakan oleh;
Endang Saifudin Anshori, Sakib Mahmud dan Nurcholis Madjid sendiri. Hingga
tanggal 31 Maret 1986 dalam kongres ke-16 di Padang, lahirlah NDP yang namanya
duganti menjadi NIK (Nilai Identitas Kader) dan pada tanggal 7 desember 1999
dalam kongres ke 22 di Jambi , nama NIK kembali menjadi NDP.
D.
Kedudukan NDP dalam Organisasi HMI
Semangat ke-Islaman yang
menyertai suasana kelahiran HMI, mengharuskan HMI menjadikan islam sebagai roh dan
karakternya. Semangat kesejarahan ini memberikan pengertian bahwa dalam keadaan
bagaimanapun HMI tidak dapat melepaskan keterikatannya pada ajaran – ajaran
Islam. Islam telah menjadi kodrat dan fitrah HMI sejak awal kelahirannya. Bagi
HMI, Islam diyakini sebaagai kebenaran yang baik dan haq, tidak ada lagi
kebenaran selain Islam. Sebagai pengakuan keyakinan akan kebenaran Islam secara
yuridis, HMI meletakkan Nilai Islam dalam Muqoddimah AD HMI. Pengakuan Islam
sebagai ajaran yang Haq dan ajaran yang sempurna dalam muqoddimah AD HMI,
mengandung pengertian bahwa islam akan selalu menjiwai aturan-aturan pokok dan
kebijakan organisasi yang menjadi pedoman dalam melakukan aktifitas organisasi.
E.
Kedudukan NDP dan Mission HMI
Hubungan antara NDP dan
Mision HMI bagai dua sisi mata uang. HMI mempunyai dua misi yang sangat jelas yatiu
keIslaman dan keIndonesiaan. Misi keIslaman dalam rumusan NDP dapat posisi yang
sangat penting, di mana sumber Al-Quran dan Sunah Rasul menjadi pedoman dasar
dalam perumusan NDP.
F.
Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara Iman, Ilmu, Dan Amal
NDP menurut DR. Nur Ahmad Fadhil Lubis MA, kata-kata dan
kalimat dalam NDP sarat akanmakna dan bersifat global. Dengan model seperti ini
ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan NDP yang dirumuskan lebih dari 30
tahun yang lalu, sampai hari ini tetap “awet” dan tetap terbuka untuk
ditafsirkan oleh siapa saja. Hal ini tidak perlu dirisaukan apa lagi
dikhawatirkan seolah kader-kader HMI mengalami stagnasi intelektual.
Kerugiannya, NDP menjadi agak sulit untuk
dipahami, termasuk bagi orang-orang yang mengaku atau dijuluki penceramah NDP.
Akhirnya hal ini melegenda dan menjadi mitos dikalangan HMI. Termasuk ketika
kita menelaah kesimpulan NDP, bahwa tugas manusia di dunia ini adalah untuk
ber-iman, ber-ilmu, dan ber-amal. Makna apakah di balik kata iman, ilmu, dan
amal itu? Berbicara mengenai iman, tentu itu urusan personal. Setiap manusia
harus menyadari bahwa tidak bisa tidak harus punya nilai. Iman sifatnya primer.
Iman adalah tentang kepercayaan, dan manusia tidak boleh untuk tidak memiliki,
karena akan menentukan ke manakah arah ia hidup. Tetapi apabila terlalu
mempunyai banyak kepercayaan, akan menjerat manusia itu sendiri dan tidak akan
membuat banyak kemajuan. Seseorang disebut beriman apabila telah memenuhi tiga
sendi iman: pertama, pengakuan lisan tentang keberadaan Allah sebagai Tuhan
Yang Maha Esa dan pengakuan Muhammad sebagai Rasul Allah. Kedua, pembenaran
dalam hati dan tidak boleh ada keragu-raguan. Keitga, pembuktian dengan amal
perbuatan. Ketika ketiganya sudah terintegral dalam diri seorang muslim, maka
barulah ia bisa disebut beriman. Iman yang benar adalah iman yang tidak
membelenggu kebebaan manusia. Pada tempatnyalah manusia harus menyadari dengan
benar posisinya sebagai khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi) yang bertugas
untukmemakmurkan bumi dengan memanfaatkan dan memelihara alam untuk kepentingan
seluruh makhluk. Tugas ini akan terlaksana dengan baik jika manusia memiliki dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Berilmu, perjalanan menuju
kepercayaan tentunya membutuhkan jihad sekalipun bertentangan dengan hati
nurani. Jihad atau mujahadah di sini erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan.
Semua itu tidak akan berarti apa-apa sebelum kita amalkan. Mempersembahkan
karya-karya keilmuan dan hasil tekhnologi untuk kemanusiaan adalah merupakan
amal saleh yang angat diharagi oleh Allah SWT. Lebih jauh dari itu, setiap
manfaat yang diambil manusia dari karya seseoarang sehingga benar-benar
bermanfaat juga merupakan amal saleh. Dan penting untuk dicatat, bahwa amal
shaleh mestilah menjadi manivestasi dari iman dan ilmu. Di dalam NDP kita tidak
berbicara mengenai bagaimana orang sholat, zakat, dan sebagainya, tetapi
terbatas pada pembicaraan kepada hal-hal prinsipil dan strategis yang akan
terus mempengaruhi cara berpikir dan pandangan hidup kader himpunan.
G.
Nila - Nilai Dasar Perjuangan
I. Dasar - Dasar Kepercayaan
Dalam kehidupan manusia
butuh kepercayaan. Sebagaimana dasar bahwa manusia adalah makhluk
percaya.Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan
tetapi bahkan berbahaya. Kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran
dan kepalsuan yang campur baur. Kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan
kebenaran. Kebenaran yang mutlak adalah yang bersumber dari Tuhan Allah SWT
Perkataan “Tidak ada Tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan. Perkataan
“Selain Allah” memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Yang
dimaksudkan dengan persaksian tersebut ; agar manusia hanya tunduk pada ukuran
kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai – nilai, itu berarti tunduk pada
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia.
Tunduk dan pasrah itu disebut Islam Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu
yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rasul
atau utusan Tuhan. Muhammad adalah Rasul penghabisan, jadi tiada Rasul lagi
sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rasul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan bahwa
mereka menerima wahyu dari Tuhan Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW
terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Jadi untuk memahami Ketuhanan
Yang Maha Esa dan ajaran - ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran
dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Hukum dasar alami
daripada segala yang ada inilah “perubahan dan perkembangan”, sebab: segala
sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses
yang tiada henti-hentinya. Alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif
sebagaimana adanya Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju
kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan
sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Manusia adalah puncak ciptaan dan
mahluk-Nya yang tertinggi.Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan “Khalifah”
atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk
memakmurkannya , Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada
manusia.Manusia harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus
mengetahui jalan menuju kebenaran itu (17:72) “Tauhid” dan lawannya disebut
“syirik” artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau
sebagian Maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan
peradaban kemanusiaan menuju kebenaran.
II. Pengertian-Pengertian
Dasar Tentang Kemanusiaan
Fitrah manusia membuatnya
berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief).
“Dlamier” atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian
dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran
yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena secara fitrahnya manusia
cenderung kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan, maka manusia secara dasar /
asasi disebut sebagai mahluk yang mempunyai cita-cita dan cenderung kepada
sesuatu yang ideal (mahluk ideal). Dalam arti tidak mau menerima “apa adanya”
dan tetap selalu berusaha mewujudkan “apa yang semestinya atau apa yang
seharusnya”. Hanya manusia yang dapat membentuk lingkungannya dan bukan
lingkungan yang membentuk dirinya. Dengan kesadaran atau pikirannya, ia selalu
menginginkan sesuatu yang lebik baik, begitupun seterusnya. Apabila manusia
tidak mempunyai nilai kemanusiaan ini, maka dapat dipastikan, manusia saat ini
akan tetap dalam keadaan yang sama, tidak maju-maju dan tidak bisa mampu
menciptkan sebuah peradaban. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia
yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan - kegiatan yang
membawa perubahan kearah kemajuan- kemajuan Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan
hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan
selalu menimbulkan kebahagiaan.
III. Kemerdekaan Manusia
(Ikhtiar) Dan Keharusan Universal (Takdir)
Seperti yang disinggung
dalam bab II, bahwa salah satu dari nilai asasi manusia adalah sebagai mahluk
yang berkehendak bebas/ merdeka. Tanpa kemerdekaan / kebebasan memilih, maka
tak akan ada keikhlasan. Karena pekerjaan itu, tidak dipilih sesuai dengan kehendak
hati nuraninya. Keikhlasan yang insani tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan
Kemerdekaan itu dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu
benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Sebagaimana yang dikatakan
Muthahhari, bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia adalah cinta kebebasan.
Merdeka (bebas) lebih mulia daripada segala nilai materiil”. Kehidupan sekarang
di dunia berarti manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang
harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus, sedangkan kehidupan
kelak sesudah mati di akherat manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan,
melainkan hanya menerima akibat baik dan buruk dari amalnya dahulu di dunia
secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung jawaban bersama, tapi
hanya ada pertanggung jawaban perseorangan yang mutlak . Manusia tidak dapat
berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadi
kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak
terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri
karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada
dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal itu (57:23).
Sebagai mahluk sosial, maka manusia harus patuh terhadap batas-batas
kebebasannya. Hal ini agar tidak menghilangkan kebebasan satu sama lain. Akan
tetapi bukan pembelengguan, akan tetapi saling menghormati kebebasan satu sama
lain. Ia harus patuh terhadap keharusan universal (takdir). Namun, kepatuhan
disini bukan kepatuhan tanpa adanya usaha terlebih dahulu, karena ini sama
artinya dengan perbudakan.
IV. Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa
dan Kemanusiaan.
Tujuan manusia merdeka
adalah kebenaran, dan yakin akan adanya kebenaran mutlak, yakni Tuhan sebagai
tujuan akhir. Manusia mesti tunduk kepada kebenaran itu sendiri. Tunduk kepada
kebenaran berarti pengabdian kepada-Nya. Karena, usaha pencarian kebenaran tanpa
adanya keyakinan bahwa ada kebenaran yang terakhir, maka usaha kita akan
menjadi sia-sia, tak tertuju, dan tak berke-Tuhan-an. Seseorang manusia merdeka
ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan
yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak,
guna memperoleh persetujuan atau “ridho” daripada-Nya Iman” berarti percaya
dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang mutlak dan tempat
mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan
itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan
YME Kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa
usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan,
keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia “amal saleh” (harfiah: pekerjaan
yang selaras dengan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman.
Sesuatu yang benar, pasti ada yang lebih benar dan begitupun seterusnya hingga
pada kebenaran terakhir, karena tidak ada kebenaran mutlak dalam ukuran
manusia. Yang mutlak hanya milik Tuhan yang satu. Pancaran kebenaran yang
diperoleh oleh manusia merupakan pancaran dari kebenaran yang satu, yakni
kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, antara nilai-nilai ke-Tuhan-an dengan
nilai-nilai kemanusiaan akan selalu selaras. Nilai-nilai kemanusiaan merupakan
pancaran dari nilai-nilai ke - Tuhan-an
.
V. Individu dan Masyarakat
Dalam masyarakat,
kemerdekaan asasi diwujudkan, karena Pusat kemanusiaan adalah masing-masing
pribadi sendiri. Kemerdekaan manusia adalah hak asasi yang pertama. Tak ada
sesuatu yang lebih berharga dari pada kebebasan/kemerdekaan. Ia melebihi
materi. Sebagaimana yang telah ditegaskan didalam bab dua oleh Muthahhari,
bahwa “salah satu nilai tertinggi manusia adalah cinta kebebasan. Merdeka
(bebas) lebih mulia daripada segala nilai materiil”. Kebebasan manusia melebihi
dari sekedar ekonomi. Kebebasan merupakan nilai-nilai ilahian yang diberikan
Tuhan kepada manusia. Dengan adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbu
perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya.. Kemerdekaan tidak
saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesame
manusia dalam lingkungan masyarakat. Dalam realitanya tidak ada manusia yang
dapat hidup sendiri, oleh karena itu, manusia dinamakan sebagai mahluk sosial,
yakni mahluk yang saling membutuhkan dengan sesama yang lain.
Kemerdekaan manusia dalam
suatu masyarakat harus saling menghargai. Jangan sampai kebebasan individunya
dapat menghilangkan kebebasan individu yang lain. Maka persamaan hak antara
sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus ditegakkan. Yaitu dengan
membatasi kemerdekaan. Jika ada kemerdekaan tanpa batas hidup dalam suatu
masyarakat, maka sama halnya dengan adanya penindasan atau pengekangan terhadap
kebebasan individu yang lain. Dan ini tidak boleh dibiarkan hidup dalam
masyarakat. Keadaan demikan harus segera dilawan dan dihapuskan. Penguasaan
manusia terhadap manusia lain, yang berarti penindasan, tidak sejalan nilai - nilai
kemanusiaan. Jika masih terdapat pengekangan kebebasan atau kebebasan tak
terbatas individu hidup dalam suatu masyarakat, maka tak akan bisa manusia
mewujudkan masyarakat yang ideal.
VI. Keadilan Sosial dan
Keadilan Ekonomi
Sebagaimana dijelaskan
diatas, bahwa hubungan antara individu dan masyarakat, dimana kemerdekaan dan
pembatas kemerdekaan saling bergantung. Tidak ada kebebasan tak terbatas
seorang individu dalam masyarakat. Oleh karena itu keadilan dalam masyarakat
perlu ditegakkan, yakni untuk mengatur kebebasan individu hubungannya dengan
masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan keadilan, dalam masyarakat? Sudah
barang pasti ialah masyarakat sendiri Negara adalah bentuk masyarakat yang
terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan
berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan
kadilan.Pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari
masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat
berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan Kejahatan di bidang ekonomi yang
menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah
seseorang dapat memeras orang lainKejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah
penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak benar, menyimpang
dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan. Pada hakekatnya seluruh
harta kekayaan ini adalah milik Tuhan .Manusia seluruhnya diberi hak yang sama
atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya. Pemerintah
harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan,
kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan
bangsa yang pantas.
VII. Kemajuan Tekhnologi dan
Ilmu Pengetahuan
Inti dari pada kemanusiaan
yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh. Manusia berikhtiar
dan merdeka, ialah yang bergerak (progresif). Ilmu pengetahuan adalah alat
manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya Ilmu
pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh .Dengan iman dan kebenaran ilmu
pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi. Manusia harus
menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik.
Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa
pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah pengertian yang dipunyai manusia secara
benar, baik mengenai dunia atau alam semesta dan juga diri manusia serta Tuhan.
Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat menemukan kebenaran. Hubungan antara
Iman, Ilmu dan Amal adalah Akal yang dimiliki manusia berfungsi tidak hanya
untuk berfikir tentang keilmuan namun juga untuk membedakan antara hal yang
mereka yakini sebagai kebaikan untuk kemudian diamalkannya dan kejahatan untuk
kemudian dihilangkannya
DAFTAR
PUSTAKA
Al Qur’an terjemah
Dr. Nur Ahamd Fadhil Lubis MA dan Dr.
Amiur Nurudin MA, Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI, Doktrin Islam yang Membisu
, HMI cabang Sukoharjo, 2002
H. Bambang Setyo, M.Sc, Syariah, solusi
masalah Bangsa untuk selamatkan NKRI , forum silaturrahim Masyarakat Peduli
Syariah, 2012
Jon Elster, Karl Marx, Marxisme-Analisis
Kritis , PT Prestasi Pustakaraya, 2000
Konstitusi HMI, KONGRES KE XXVII-Depok
Mudhor Husin Shahab, Inilah Islam Sejati,
CV bintang Pelajar, 1978
Prof. DR. azyumardi azra, MA, Histografi
Islam Kontemporer, wacana, aktualitas, dan actor sejarah, PT Gramedia Pustaka
Utama,2002.
Takbier Wata, Ngeteh di Ruang Tamu NDP ,
Tomanurung, 2013
Zekyaneupidie.blogspot.com, NDP HMI, yang
diakses pada tanggal 04 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar