MISSION HMI
Sindikasi
Disusun guna memenuhi persyaratan sebagai peserta Senior Course ( SC
)
HMI Cabang OKU
Timur
Disusun
oleh :
EKO SUSANTO
HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM ( HMI )
CABANG OKU TIMUR
2014
Daftar Isi
Daftar isi
…………………………………………………………………. I
Pendahuluan
……………………………………………………………… 1
Alokasi waktu
………………………………………………………….... 2
Target pembelajaran
khusus …………………………………………… 3
Target pmbelajaran
khusus …………………………………………… 3
Pokok
bahasan/sub pokok bahasan …………………………………….. 3
Pembahasan materi
……………………………………………………… 4
Metode
penyampaian ……………………………………………………
Tata ruang
pelatihan ……………………………………………………
Evaluasi
…………………………………………………………………
Referensi
Catatan-catatan
PENDAHULUAN
Tiada untaian kata yang patut hamba ucapkan selain puji
syukur hamba kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan keseimbangan di
dunia ini dengan dialektika, sehingga dengan rahmatNya manusia dapat berperan
serta dalam proses sosial yang sedang berlangsung. Sholoawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang merurapakan sang
Revolusioner besar yang mambalikkan piramida struktur sosial, serta
mengentaskan kaum marginal dari struktur social yang menindasnya.
Di usianya yang sudah menginjak ke-62 pada 5 Pebruari
2009 lalu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah sedikit banyak telah
menunjukkan eksistensi diri melalui segenap kiprahnya dalam perjuangan
Keummatan, Keintelektualan dan kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia kita tercinta ini. Usia 62 tahun bukanlah waktu yang pendek,
apalagi HMI senantiasa berkiprah di tengah dinamika sosial kebangsaan yang
terus menerus berubah wujud dan orientasinya. Perjalanan yang panjang itu
sungguh merupakan jalan yang penuh liku, pertumbuhan. perkembangan, pematangan
bahkan kadangkala juga pembusukan (assasination).
Perubahan yang terjadi dalam tatanan sosial kebangsaan
belum dan tiada akan pernah selesai kiranya, ia akan berkembang berdasarkan
tuntutan, dorongan, baik dari internal maupun eksternal yang berkesinambungan.
Oleh karenanya, dengan demikian kiprah HMI sebagai organisasi mahasiswa tertua
dan terbesar sementara ini di tanah air juga tidak akan pernah berhenti selama
HMI belum bergeser dari semangat, cita-cita, asas dan tujuan awal sebagaimana
dulu para penggagasnya mencitrakan, yang kemudian lebih dikenal sebagai kualitas
insan cita yang menjadi cirri khas organisasi ini. Sehingga melihat hal ini
penulis tergerak untuk meneteskan setetes keringat untuk mencoba memberikan pembahasan tentang Mission HMI
dalam rangka Revitalisasi atau bahkan Reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung
dalam Mission HMI guna memantapkan langkah kader HMI dalam berinteraksi sosial
dengan benar baik sesuai dengan cita-cita yang idamkan leluhur bangsa ini, kaum
mahasiswa, orang yang peduli pada negeri ini, dan HMI tentunya.
Rerumputan yang kering tak akan dapat memberikan
kehidupan tanpa alam tanpa ada hujan dari langit. Demikian juga halnya dengan
kita, dalam sebuah perjuangan tak lepas selalu untuk memohon kepada Allah SWT
karena tanpa-Nya kita semua tak akan mampu berbuat apa-apa. Tergantung pada
kita sendiri akan menulisnya sebagai prasati dengan tinta emas ataukah tinta
hitam.
Materi : Mission
HMI
Alokasi waktu : 4 jam
Target pembelajaran umum
-
Dapat memahami pengertian Mission HMI baik secara aspek teoritis maupun
aspek aplikasi dalam peran serta kader HMI dalam dinamika social sebagi
duta-duta keummatan dan kebangsaan.
Target pembelajaran khusus
-
Dapat memahami pengertian
Mission HMI.
-
Dapat memahami hubungan Mission secara integral.
-
Dapat memahami serta
mengaplikasikan nilai-nilai Mission HMI
Pokok bahasan/sub pokok bahasan
- Mission
1.1 Definisi Mission
1.2 Teori Mission.
1.3 Tujuan Mission..
- Mission HMI
2.1 Definisi Mission HMI
2.2 Ruang lingkup Mission HMI.
2.3 Tujuan Mission HMI
2.4 Hakikat keberadaan Mission HMI
2.5 Hubungan Mission secara integral.
PEMBAHASAN
1. Mission
1.1 Definisi Mission
Secara harfiyah
Mission adalah tugas, perutusan, utusan,
tanggung jawab, atau bila digabungkan menjadi tugas dan tanggung jawab yang diemban.
Dan secara terminologi, Mission adalah tugas
dan tanggung jawab yang diemban oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan
di dunia ini sebagai wujud manifestasi manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
1.2 Tujuan Mission.
Tujuan
yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang
dilakukan oleh suatu organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Dan
tujuan tersebut tak lepas dipengaruh
oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas
dimana organisasi tersebut berada.
Mission
yang berarti di atas tersebut, diartikan dalam tujuanya keberadaan Mission
dalam sekup yang besar maupun kecil (baik perorangan, organisasi, ataupun
Negara) adalah sebagai pemberian akan tersematnya suatu term tugas dan
tanggung jawab pada setiap manusia secara perseorangan, organisasi, ataupun
negara dengan jelas dan terarah. Dan secara fitrah kejadianya, manusia
diciptakan tentu ada maksud dan tujuan adanya manusia di bumi ini, sehingga
manusia menyadari akan peran, tujuan, dan tanggung jawabnya dan diaplikasikan
dalam kehidupan nyata.
2
Mission HMI
2.1 Definisi Mission HMI
Mission HMI dapat
diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban dalam setiap diri kader
HMI. Setiap kader HMI mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam keberadaanya
sebagi instrument kecil dalam negara ini yang diharapkan mampu berinteraksi
dalam kehidupan sosial dalam lingkup yang lebih luas, tidak hanya di kampus
sebagai kandangnya mahasiswa itu sendiri.
Kader-kader HMI
harus mempu dan siap untuk menjadi duta-duta keummatan dan kebangsaan dengan
selalu berpegang teguh pada dua komitmen asasi (dua ide dasar kelahiran HMI,
yakni:
1.
Mempertahankan kemerdekaan
Negara Republik Indonesia
dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
2.
Mensyiarkan agama Islam.
Kesatuan dari
kedua wawasan ini (wawasan kebangsaan dan wawasan ke-Islaman) disebut dengan
wawasan integralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan sebagai warga Negara dan umat Islam Indonesia.
2.2 Ruang lingkup Mission HMI.
Rumusan Mission
HMI tergambar dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi
yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
dan makmur yang diridhoi Allah SWT”. (Pasal 4 AD HMI). Dari tujuan diatas dapat
didimpulkan menjadi 5 rumusan kualitas Insan Cita HMI yaitu:
1. Kualitas Insan Cita Akademik
2. Kualitas Insan Cita Pencipta
3. Kualitas Insan Cita Pengabdi
4. Kualitas Insan Cita Bernafaskan Islam
5. Kualitas Insan Cita yang bertanggungjawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhi Allah subhanallah uta’ala.
1.
Kulaitas Insan Cita
Akademik
a. Berpendidikan tinggi,
berpengetahuan luas, mampu berfikir rasioanal, objektif dan kritis.
b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia
selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan penuh kesadaran.
c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
denga jurusan ilmu yang dipilihnya baik secara teoritis maupun teknis dan
sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada
tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2.
Kulaitas Insan Cita Pencipta
a. Sanggup melihat kemungkinan –kemungkinan lain yang lebih dari
sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang
lebih baik dan bermanfaat dengan bertolak dari apa yang ada.
b. Berjiwa penuh dengan gagasan-gasan kemajuan, selalu mencari
perbaikan dan pembaharuan.
c. Bersifat independent dan terbuka dan tidak isolatif, insan yang
menyadari dengan sikap demikian potensi kreatifnya dapat dikembangksn dan
menemukan bentuk indahnya.
d. Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja
kemanusiaan yang dissemangati ajaran islam.
3. kualitas Insan Cita Pengabdi
a.
Ikhlas dan sanggup berkarya
demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama manusia.
b.
Sadar membawa tugas insan pengabdi bukan hanya
membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya juga baik.
c.
Insan akademis pencipta dan
pengapdi adalah insan yang pasrah cita-citanya yang ikhlas mengamalkan ilmunya
untuk kepentingan sesamanya.
4. kualitas Insan Cita Bernafaskan Islam
a.
Islam telah menjiwai dan
memberikan pedoman pada pola pikir dan pola laku. Islam akan menjadi pedoman
dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission islam. Dengan demikian islam
telah menafasi dan menjiwai karya-karyanya.
b.
Ajaran islam telah membentuk unity
of personality dalam dirinya. Nafas islam telah membentuk pribadi yang utuh
tercegah dari split personality, tidak pernah ada dilema antara dirinya
sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Insan ini telah
mengintegrasikan masalah suksenya pembangunan nasional bangsa kedalam suksenya
perjuangan umat islam Indonesia
dan sebaliknya
5.
Kualitas Insan Cita Yang
Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhoi Oleh
Allah SWT.
a.
Berwatak, sanggup memikul
akibat-akibat dari perbuatanya sendiri, sadar bahwa menempuh jalan yang benar
diperlikan adanya keberanian moral.
b.
Spontan dalam menghadapi tugas,
responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
c.
Rasa tanggung jawab dan rasa takwa
kepada allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang
dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
d.
Korektif terhadap setiap langkah
yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat adil makmur.
e.
Percaya pada diri sendiri dan
sadar akan kedudukanya sebagai kholifah fil ardh yang harus melaknanakan
tugas-tugas kemanusiaan.
2.3 Tujuan Mission HMI
Dengan adanya Mission HMI secara
jelas dimaksudkan agar kader-kader HMI menyadari akan peran dan kapasitasnya
sebagai mahasiswa dan kader HMI sebagai duta-duta kebangsaan dan keummatan yang
selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupanya dan mewarnai dinamika kehidupan,
tentunya dengan term-term yang dijelaskan awal tadi memberikan gambaranakan
tugas dan tanggung jawab yang besar yang sebagai keharusan untuk dilakukan
dalam setiap diri kader HMI.
2.4 Hakikat keberadaan Mission HMI
Dalam petikan tujuan HMI yang menggambarkan demi kepentingan dan kebutuhan
agar HMI tetap eksis. Dengan asas Islam, fungsi sebagi organisasi kader yang
independent, lengkap dan beratlah sudah tugas dan tanggung jawab yang musti
diemban HMI.
Tanggung jawab tersebut
terimplementasi melalui kiprah sepak terjang HMI dalam setiap aktifitasnya, dan
penilaian terhadap HMI pun senantiasa harus menggunakan dua prespektif ruang
dan waktu sekaligus, yakni “present prespective” dan “future
prespective”. Prespektif sekarang ini menandai semua aktifitas riil HMI
dalam menanggapi dinamika kekinian, dan prespektif masa depan dilandasi
kenyataan bahwa HMI “hanyalah” organisasi yang menghimpun mahasiswa-mahasiswa
yang kiprah konkritnya dalam kehidupan baru akan berlangsung di masa depan.
Usia tua bagi sebuah organisasi
sering kali mengindikasikan sejumlah kontradiksi, di satu sisi mengindikasikan
sebuah kematangan suatu organisasi, dengan ditunjukkanya bagaimana organisasi
tersebut mempertahankan diri dan mengembangkan kehidupan keorganisasian,
tatanan, sistem, kedisiplinan, perangkat maupun atribut-atribut organisasi
tersebut. Namun di sisi yang lain juga dimungkinkan melekatnya sejumlah unsur
berbahaya yang tipikal seperti arogansi, budaya membatu (terkesan stagnan/
statis) maupun establishme pada suatu organisasi tersebut, atau
dapat dimungkinkan juga diibaratkan kereta, semakin lama semakin rapuh yang
akhirnya rusak, alias the end. Suatu pernyataan yang tidak sama sekali tidak
kita inginkan akan tersemat dalam HMI ini. Naudzubillah min dzalik.
Mengenai budaya membatu (trend
stagnation yang mulai menjangkiti tubuh tua HMI) yang meski masih minor,
namun mutlak membutuhkan semacam katarsis. Bisa dilihat pengaruhnya
mulai kelihatan pada bagaimana dewasa ini demikian lamban dalam merespon
berbagai dinamika bangsa. Sehingga faktor “kurang gesit dan kurang tanggap”
atau bahkan bahasa saya boleh dibilang lemahnya syahwat HMI dalam merespon
dinamika keummatan dan kebangsaan menunjukan bahwa ada sejumlah lemak dan
kolestrol yang cenderung menjadi penyakit dalam diri HMI. Sehingga diperlukan
sejumlah perangkat anti virus untuk mendeteksi dan mencandra jenis
penyakit HMI berikut penyebab-pentebabnya agar dapat dicari jalan keluarnya
secara tepat, efisien dan dan efektif agar dalam menjalankan mission HMI tidak
menemui virus yang berarti dan mematikan, mengingat berbicara tentang
HMI berarti pula memperbincangkan nasib sekian ratus ribu mahasiswa-mahasiswa
lain yang menjadi anggotanya, sehingga perencanaan yang matang mutlak
diperlukan. Sehingga mutlak akan pemahaman sekaligus aktualisasi Misson HMI
dalam setiap diri kadernya.
2.5 Hubungan Mission secara integral.
Hubungan antara identitas, asas,
tujuan, sifat, status, fungsi dan peran HMI secara integral adalah dimaksudkan
dalam pencapaian dan memperjuangkaan mission HMI secara utuh dan menyeluruh
satu sama lain bersifat saling berpengaruh dan menentukan yang tidak bisa di
pisah-pisahkan.
Dalam diri seorang anggota HMI yang
bernuansa independent harus :
1.
Senatiasa memperdalam hidup
kerohanian agar menjadi luhur dan bertakwa kepada Allah SWT.
2.
Selalu tidak puas dan
berkemauan keras untuk mencari kebenaran, HMI hanya komitmen kepada kebenaran.
3.
Jujur pada dirinya dan orang
lain dan tidak mengingkari hati nuraninya.
4.
Teguh dalam pendirian dan
obyektif rasional jika berhadapan orang yang berpendirian berbeda.
5.
Bersifat kritis dan berfikir
bebas dan kreatif.
Metode penyampaian :
Adapun metode yang digunakan dalam
proses penyampaian materi Mission adalah
dengan cara Penyampaian, Diskusi, dan tanya jawab. Pentampaian dan tanya jawab
berbentuk format seperti huruf U yang dimana pemateri dapat menyampaikan materi
dengan peserta dapat memperhatikan dan menyampaikan permasalahan tentang
Mission langsung kepada pemateri yang ada di depan masing-masing peserta, dan
diskusi dibuat per kelompok dengan didampingi dan diperhatikan oleh
pematerinya.
Tata ruang latihan :
Adapun metode yang digunakan dalam
tata ruang pelatihan ini adalah berbentuk huruf U, dimaksudkan para peserta
pelatihan dapat langsung memperhatikan pemateri yang menyampaikan materi Mission tanpa pemateri membelakangi peserta, dan pemateri
dapat langsung mengisi materi dengan focus dengan senantiasa memperhatikan per
peserta.
Evaluasi :
Metode kuantitaf ( angka/obyektif ).
Adapun sistem
penilaian kuantitatif adalah dengan adanya sebuah penugasan materi. Misalnya
membuat ringkasan dari materi yang sudah ada ataupun mengerjakan soal terkait
tentang materi. Selain itu ada juga penilaian yan bersifat afektif, kognitif
dan psikomotorik. Dan metode kuantitatif dapat dinilai dengan huruf/ subyektif .
Referensi :
Andrawijaya, I.Adam, Perilaku
Organisasi Kemahasiswaan. Bandung:
Sinar Baru, 1999
Darmaningtyas, dkk. Membongkar
Dan Kebebasan Akademik, Yogyakarta :
YPZLPM, 1985
Liliweri, Alo. Kepemimpina.
Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1997
Safaria, Triantoro. Kepemimpinan.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar