Senin, 31 Oktober 2016

MAKALAH MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA



MAKALAH

MANUSIA DAN KEBUTUHAN
DOKTRIN AGAMA


Disusun sebagai
TUGAS MATA KULIAH
FILSAFAT ILMU DAN  KEMUHAMMADIYAHAAN



Disusun oleh :

EKO SUSANTO
MUHAMAD RIDHO HS.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2016/2017
Kata pengantar
         
Bismillahhirrohmanirrohim.
Assalam’alaikum Wr.Wb.
Tiada kata yang patut diucapkan dari seorang hamba, selain senan tiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala lipahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang amat besar maknanya bagi penulis dalam proses untuk meyelesaikan sebuah karya tulis yang penulis beri judul ”MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA” sebagai Tugas dari mata kuliah Filsafat Ilmu dan Kemuhammadiayahan.
”Tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan – kesalahanyang terdapat dalam makalah ini, sehingga sedah barang tentu serpihan – serpihan saran, kritik dan pemikiran yang kontruktif akan senantiasa penulis harapkan dari para pembaca.
Akhirnya dengan penuh mengharap dan senantiasa berusaha, Ingsya Allah dengan rahmat, karunia, izin dan cinta-Nya ide – ide dan akhtifitas kita ini memberikan konstribusi positif dan bermanfaan bagi keharuman dan kejayaan Islam khususnya, Indonesia pada umumnya, dan mahasiswa serta Universitas Muhammadiyah Metro tentunya. Amin.

Billahittaufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr wb


Metro, 24 September 2016
         
                            
                                       Penulis     







DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................     ii
Daftar Isi............................................................................................................................     iii

BAB I
PENDAHULUAN

Ø  Latar belakang.......................................................................................................     1
Ø  Rumusan Masalah.................................................................................................     1
Ø  Tujuan Masalah.....................................................................................................     1

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Agama?...............................................................................................     2
B.     Bagaimana Kebutuhan Manusia Terhadap Agama?........................................     3
C.    Apa Fungsi Agama Dalam Kehudupan?............................................................     5
D.    Apa Doktrin Agama Islam?.................................................................................     6
E.     Apa Rasa Ingin Tahu Manusia?..........................................................................     7

BAB II
PENUTUP

Ø  Kesimpulan............................................................................................................     8
Ø  Saran.......................................................................................................................     8

Daftar Pustaka...................................................................................................................     9




BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seperti makhluk-makhluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah. Manusia mempunyai dua fungsi yaitu individu dan sosial. Dalam fungsinya sebagai makhluk individu, manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, misalnya pendidikan, kesehatan, kebahagiaan dan sebagainya, sedangkan secara social manusia memerankan fungsinya sebagai makhluk sosial yang hidup dan berinteraksi dengan masyarakat.

Petunju-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan hadist, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis,berorientasi pada kualitas, kemitraan, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif lainnya.

B.       Rumusan Masalah
1.                  Apa Pengertian Agama ?
2.                  Bagaimana Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ?
3.                  Apa Fungsi Agama Dalam Kehidupan ?
4.                  Apa Doktrin Agama Islam ?
5.                  Apa Rasa Ingin Tahu Manusia ?

C.                Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu dan Kemuhammadiyaahan, serta agar kita lebih memahami tentang apa itu agama, fungsi-fungsi agama, Doktrin agama islam, rasa ingin tahu manusia serta kebutuhan manusia terhadap agama.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.                                                                     Pengertian Agama
Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan, atau kecenderungan. Agama secara etimologis juga berasal dari bahasa Sanskerta dari gabungan “a” yang artinya tidak dan “gama” artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya dengan sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan. Agama juga merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan dan penyembahan Tuhan.

Secara terminologi menurut sebagian orang, agama merupakan sebuah fenomena yang sulit didefinisikan. WC Smith mengatakan, "Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa hingga saat ini belum ada definisi agama yang benar dan dapat diterima". Meski demikian, para cendekiawan besar dunia memiliki definisi, atau yang lebih tepatnya kita sebut dengan kesimpulan mereka tentang fenomena agama. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1.         Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan, perhitungan, hari kiamat, nasihat,
2.         Prof. Dr. M. Driyarkarsa S.J, mendifinisikan agama dengan mengganti istilah agama dengan religi, religi adalah ikatan atau pengikatan diri.
3.         Spencer mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan akan sesuatu yang Maha mutlak.
4.         Dewey, menyebutkan agama sebagai pencarian manusia akan cita-cita umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam jiwanya, agama adalah pengenalan manusia terhadap kekuatan gaib yang hebat.

Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat dalam kehidupan masyarakat, agama merupakan sumber nilai dan kekuatan mobilisasi yang sering menimbulkan konflik dalam sejarah umat manusia.

Selanjutnya, karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan oleh para Ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai berikut:
-                      Pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
-                      Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
-            Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan manusia.
-            Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
-            Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib. terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib.
-            Pemujaan kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
-            yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul

Jadi, agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana keyakinan tersebut dianggap yang paling benar
B.       Kebutuhan  Manusia Terhadap Agama
Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.

Karena kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah prinsip dasar kebutuhan manusia. Untuk menjelaskan perlunya manusia terhadap agama sebagai kebutuhan. Ada tiga faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama. Yaitu:
1.    Faktor Kondisi Manusia
                        Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur tersebut harus mendapat perhatian khusus yang seimbang. Unsur jasmani membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Kebutuhan tersebut adalah makan-minum, bekerja, istirahat yang seimbang, berolahraga, dan segala aktivitas jasmani yang dibutuhkan. Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis (mental) rohaniah. Kebutuhan tersebut adalah pendidikan agama, budi pekerti, kepuasan, kasih sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang.

2.    Faktor Status Manusia
            Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Jika dibanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan manusia lengkap dengan berbagai kesempurnaan, yaitu kesempurnaan akal dan pikiran, kemuliaan, dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam segi rohaniah manusia memiliki aspek rohaniah yang kompleks. Manusia adalah satu-satunya yang mempunyai akal dan manusia pulalah yang mempunyai kata hati. Sehingga dengan kelengkapan itu Allah menempatkan mereka pada permukaan yang paling atas dalam garis horizontal sesama makhluk. Dengan akalnya manusia mengakui adanya Allah. Dengan hati nuraninya manusia menyadari bahwa dirinya tidak terlepas dari pengawasan dan ketentuan Allah. Dan dengan agamalah manusia belajar mengenal Tuhan dan agama juga mengajarkan cara berkomunikasi dengan sesamanya, dengan kehidupannya, dan lingkungannya.

3.    Faktor Struktur Dasar Kepribadian
            Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud membagi struktur kepribadian manusia dengan tiga bagian. Yaitu:
-               Aspek Das es yaitu aspek biologis. Aspek ini merupakan sistem yang orisinal dalam kepribadian manusia yang berkembang secara alami dan menjadi bagian yang subjektif yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.
-               Aspek das ich, yaitu aspek psikis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk hubungan baik dengan dunia nyata.
-               Aspek das uber ich, aspek sosiologis yang yang mewakili nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat.



                        Selain faktor yang dimiliki manusia dalam memerlukan agama ada juga alasan mengapa manusia perlu beragama. Dalam buku yang ditulis Yatimin juga Abudin Nata bahwa ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Yaitu:

a.         Fitrah Manusia
   Dalam ajaran islam, ditegaskan bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketika dating wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu. Dalam konteks ini Allah SWT. berfirman dalam QS. Ar-Rum (30) ayat 30 yang berbunyi:

     “hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia dengan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

                 Adanya potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula dianalisis dari istilah insan yang digunakan Alqur’an untuk menunjukkan manusia. Manusia (insan) secara fitrah sudah dilengkapi dengan kemampuan mengenal, memahami kebenaran, dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya. Lebih lanjut Musa Asy’ari bahwa pengertian manusia yang disebut insan, yang dalam Alquran dipakai untuk menunjukkan lapangan kegiatan manusia yang terletak pada kemampuan akalnya dan mewujudkan pengetahuan yang konseptual dalam kehidupan sehari-hari.

b.         Adanya Nafsu (An-Nafs)
                 Alasan lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena manusia memiliki berbagai kesempurnaan dan memiiliki kekurangan. An-nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna untuk berfungsi menampung dan mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Alquran untuk diberi perhatian lebih besar. Seperti firman Allah yang berbunyi,

     “ Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketakwaan. (QS. Al-Syams : 7-8) “.

   Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar manusia melalui nafs menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Di sini antara lain terlihat perbedaan pengertian kata ini menurut Alquran dengan terminologi kaum sufi yang oleh Al-Qusyairi dalam risalahnya menyatakan bahwa nafs dalam pengertian sufi adalah sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan perilaku buruk. Selanjutnya, Quraish Shihab mengatakan walaupun Alquran menegaskan bahwa nafs berpotensi positif dan negatif, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakekatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi negatifnya. Sifat sifat yang cenderung ada pada manusia itu antara lain berlaku zhalim (aniaya), sombong (kubbar),ingkar dan sebagainya. Karena itu manusia dituntut untuk memelihara kesucian nafs, dan tidak mengotorinya. Untuk menjaga kesucian nafs, manusia harus selalu mendekatkan diri pada Tuhan dengan bimbingan agama, dan disinilah letaknya kebutuhan manusia terhadap agama.

c.         Tantangan Manusia
                 Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang dating dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakuka manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingka manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya misi menjauhkan manusia dari Tuhan.
Seperti firman Allah yang berbunyi,

“ Sesungguhnya orang-orang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah. (QS. Al-Anfal : 36) “.

Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunaka agar orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya , hiburan, obat-obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya untuk mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.

C.      Fungsi Agama Dalam Kehidupan
     Manusia adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk memahami dan mengamalkan nilai agama. Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi kepadanya.

Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil suatu keputusan antara yang benar dan yang salah.
Peranan sosial agama bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Manusia menyelesaikan tantangan-tantangan hidup dengan menggunakan agama, karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama memiliki kesanggupan dalam menolong manusia.

Fungsi agama dalam kehidupan antara lain:
1.    Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran tentang boleh tidaknya suatu perbuatan, cara beribah, dll dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris).
2.    Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
3.    Fungsi Pengawasan Sosial
Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.
4.    Fungsi Memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan.
5.    Fungsi Transformatif
Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

Selain fungsi diatas, agama juga memiliki fungsi antara lain:
-       Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
-       Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
-       Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
-       Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
-       Pedoman perasaan keyakinan
-       Pedoman keberadaan
-       Pengungkapan estetika (keindahan)
-       Pedoman rekreasi dan hiburan
-       Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

D.      Doktrin Kepercayaan Agama Islam
1.    Iman kepada Allah
                        Kalimat lailaha illa Allah atau sering disebut kalimat thoyyibah adalah suatu pernyataan  pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada tuhan selain Dia (Allah). Ia merupakan bagian lafadz dari syahadatain yang harus diucapkan ketika akan masuk Islam yang merupakan refleksi dari tauhid Allah ynag menjadi inti ajaran Islam.
a.    Argumen keberadaan Allah
Pengakuan terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama lain. Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung keberadaaan tuhan. Pertama, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan sendirinya. Kedua, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel yang merupakan inti. Ketiga, paham ynag mangatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan
b.    Kemustahilan menemukan zat Allah
Akal yang merupakan ciri keistimewaan manusia, sekaligus sebagai pembeda antara manusia dan makhluk lainnya, belum bisa digunakan untuk mengetahui persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal yaitu menemukan zat Allah, karena pada hakekatnya manusia berada dalam dimensi yang berbeda dengan Allah.

  1. Iman kepada malaikat kitab dan rasul Allah
a.       Malaikat Allah
Malaikat merupakan makhluk tuhan yang diciptakan dari nur cahaya, ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan bermacam-macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang harus kita imani hanyalah 10 (nama) malaikat beserta tugas-tugasnya.
b.      Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab Allah adlah wajib dan itu merupakan konsekuensi logis dari pembenaran terhadap adanya Allah, oleh karena itu tidak sepantasnya seorang mukmin mengingkari kitab-kitab Allah yaitu al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur.
c.       Rasul-rasul Allah
Doktrin islam mengajarkan agar setiap muslim beriman kepad rasul yang diutus oleh Allah tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.12 [8]

E.                 Rasa Ingin Tahu Manusia
Manusia lahir tanpa mengetahui sesuatu ketika yang diketahuinya hanya “saya tidak tahu”. Petunjuk Allah, akal dan segala potensi manusia, ilmu dan teknologi sebagai produk dari akal, adalah untuk melaksanakan program hidup melaksanakan program hidup dan alat untuk mencapai tujuan hidup manusia. Baik disadari maupun tidak disadari, akal dan potensi yang dimiliki manusia terbatas kemampuannya. Di dalam memenuhi segala hajatnya, manusia hanya dapat mecoba, mempelajari, meneliti, memahami dan memanfaatkan yang ada pada dirinya dan yang ada pada alam semesta.

Keterbatasan panca indra dan akal menjadikan sebagian banyak tanda tanya yang muncul dalam benaknya tidak dapat terjawab. Hal ini dapat mengganggu perasaan dan jiwanya yang semakin mendesak pertanyaan-pertanyaan tersebut semakin gelisah apabila tak terjawab. Hal ini yang disebut rasa ingin tahu manusia. Manusia membutuhkan informasi yang akan menjadi syarat kebahagiaan dirinya.












                                 





BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
     Dari ulasan sederhana di atas dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Quran, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.

     Dalam buku yang ditulis Yatimin juga Abudin Nata bahwa ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Yaitu:
1.    Fitrah Manusia
2.    Adanya Nafsu (An-Nafs)
3.    Tantangan Manusia
4.    Fungsi Agama Dalam Kehidupan :
5.    Fungsi Edukatif
6.    Fungsi Penyelamatan
7.    Fungsi Pengawasan Sosial
8.    Fungsi Memupuk Persaudaraan
9.    Fungsi Transformatif























Daftar Pustaka

Abd. A’la. Al-quran dan Hermeneutika, dalam jurnal Tashwirul Afkar,edisi 08, Jakarta Selatan:                             LAKPESDAM

Aminuddin, dkk, 2005. Pendidikan Agama Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.

Yatimin, Drs. M. M.A. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: AMZAH.

Nata, Abuddin. 1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta. CV. Rajawali Press.

Musa Asy’ari, 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Alquran. Yogyakarta: Lembaga
                        Studi Filsafat Islam.

Abd Al-Karim Hawazan, Al-Qusyairy Al-Naisabury, al Risalah al-Qusyariyah fi ilm al Tasawuf,                (Mesir: Dar al Khair, t.t).

Quraish Shihab, 1996. Wawasan al-Quran. Bandung: Mizan.

Endang Saifuddin Anshari. 1982. Ilmu, Filsafat Dan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Hendropuspito. 2006.  Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Dr. Atang Abdul Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok Mubarok. 2009. Metodologi Studi Islam.                                                 Bandung: Remaja Rosdakarya.

Quraisy syihab. 2007. Membumikan Alquran Fungsi dan peran Wahyu dalam Kehidupan                                      Masyarakat. Bandung: PT. Mizan Pustaka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi ”                                                 Dosen Pengampu : Eko Susanto,...