Selasa, 01 November 2016

MAKALAH KEBIJAKAN EKSPOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERAN EKONOMIAN




MAKALAH

KEBIJAKAN EKSPOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERAN EKONOMIAN

Dosen :



 





                                                                     



                                                             













Disusun oleh :





SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
TRISNA NEGARA

OKU TIMUR

2014
KATA PENGANTAR
           
Bismillahhirrohmanirrohim.
Assalam’alaikum Wr.Wb.
Tiada kata yang patut diucapkan dari seorang hamba, selain senan tiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala lipahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang amat besar maknanya bagi penulis dalam proses untuk meyelesaikan sebuah karya tulis yang penulis beri judul ”KEBIJAKAN EKSPOR” yang dalam pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Pertanian.
”Tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan – kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, sehingga sedah barang tentu serpihan – serpihan saran, kritik dan pemikiran yang kontruktif akan senantiasa penulis harapkan dari para pembaca.
Akhirnya dengan penuh mengharap dan senantiasa berusaha, Insya Allah dengan rahmat, karunia, izin dan cinta-Nya ide – ide dan aktivitas kita ini memberikan konstribusi positif dan bermanfaan bagi keharuman dan kejayaan Indonesia. Amin.

Billahittaufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr wb


            OKU Timur, Maret 2014











DAFTAR ISI

       Kata Pengantar.......................................................................................................
       Daftar Isi..................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar belakang...................................................................................................... 1
2.    Rumusan Masalah................................................................................................. 1
3.    Batasan Masalah................................................................................................... 1
4.    Tujuan Penelitian................................................................................................. 1

BAB II
PEMBAHASAN
1.    Pengaruh kebijakan ekspor bagi perekonomian......................................... 2
2.  Peluang-peluang yang mungkin timbul dari kebijakan ekspor serta bagaimana memanfaatkan peluang-peluang tersebut melalui ekonomi.................................................. 5

BAB III
PENUTUP
1.       Kesimpulan.......................................................................................................... 8
2.       Saran.................................................................................................................... 8


 


BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar belakang
Kebijakan ekspor impor pada awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh sumber daya yang ada di dalam negeri serta untuk mengeratkan hubungan dengan negara. Kemudian berkembang menjadi alat untuk menunjukkan eksistensi negara di dunia internasional. Selain itu, kebijakan ekspor impor juga dapat menjadi media transfer kebudayaan dan teknologi.
Kini, kebijakan ekspor impor sangat penting karena selain fungsi utamanya untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga berpengaruh terhadap roda perekonomian dalam negeri. Pemerintah harus melihat keadaan perekonomian dalam negeri, merencanakan dan mempersiapkan serta menganalisis dampak dari kebijakan yang akan dibuat. Kesiapan pelaku perekonomian dalam negeri terkait kebijakan ekspor impor harus menjadi perhatian, agar kebijakan tersebut benar-benar memberikan energi positif bagi perekonomian dalam negeri, bukan sebaliknya yang membuat negeri ini diserbu barang-barang impor dengan harga dan kualitas yang tidak bisa dikendalikan.
2. Rumusan masalah
     1.    Apa pengaruh kebijakan ekspor bagi perekonomian?
     2.    Apa saja peluang-peluang yang mungkin timbul dari kebijakan ekspor serta bagaimana memanfaatkan peluang-peluang tersebut melalui ekonomi kreatif?
3. Batasan masalah
Makalah ini hanya membahas tentang persoalan – persoalan yang menyangkut ekonomi pertanian beserta cara untuk menangani persoalan ekonomi pertanian tersebut agar dalam pembahasan makalah ini, nantinya tidak melebar kemana – mana ataupun  jauh dari rumusan masalah yang ada
4. Tujuan Penelitian
     1.    Mengetahui pengaruh kebijakan ekspor dan impor bagi perekonomian Indonesia.
     2.    Mengetahui peluang-peluang yang timbul dari kebijakan ekspor dan impor dan memanfaatkannya melalui ekonomi kreatif .
BAB II
PEMBAHASAN

1.  Pengaruh kebijakan ekspor bagi perekonomian suatu negara
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional,
Kebijaksanaan perdagangan internasional dapat dibedakan atas kebijaksanaan perdagangan di bidang ekspor dan kebijaksanaan perdagangan di bidang impor. Kebijaksanaan di bidang ekspor diartikan sebagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang akan mempengaruhi struktur, komposisi dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu negara.  Pada umumnya kebijaksanaan perdagangan di bidang ekspor dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kebijaksanaan ekspor di dalam negeri dan kebijaksanaan ekspor di luar negeri negeri. 

a.  Kebijaksanaan ekspor di dalam negeri diantaranya adalah adalah:
            1.  kebijaksanaan perpajakan dalam bentuk keringanan, pengembalian pajak atau pengenaan pejak ekspor untuk barang-barang tertentu, misalnya pajak ekspor atas CPO (crude palm oil);
            2.  fasilitas kredit perbankan untuk mendorong  peningkatan ekspor barang-barang tertentu;
            3.  pelaksanaan tata lakasana ekspor yang relatif mudah atau tidak berbelit-belit;
            4.  pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor;
            5.  pembentukan asosiasi ekspor;
            6.  pembentukan kelembagaan seperti  pelabuhan bebas dan lain-lain;
            7.  larangan /pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor CPO oleh pemerintah, karena CPO merupakan bahan mentah untuk industri minyak goreng yang sangat dibutuhkan di dalam negeri.

b.  Sedangkan kebijaksanaan ekspor di luar negeri diantaranya adalah berupa:
            1.  pembentukan International Trade Promotion Centre di berbagai negara, seperti di Jepang, Eropa dan Amerika Serikat ;
            2.  pemanfaatan fasilitas GSP (General System of Preferency), yaitu fasilitas keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang manufakturing yang  berasal dari negara berkembang seperti Indonesia;
            3.  menjadi anggota asosiasi produser seperti OPEC, dan lain-lain.
 Kebijaksanaan di bidang ekspor bertujuan untuk mengontrol arus ekspor, baik dalam bentuk mendorong atau menghambat ekspor.  Pada umumnya negara-negara melakukan kebijaksanaan dibidang ekspor adalah untuk mendorong peningkatan ekspor, karena dengan makin besar ekspor akan berpengaruh  terhadap pendapatan nasional.  Kebijaksanaan yang mendorong ekspor akan meningkatkan pendapatan nasional dan memperluas kesempatan kerja, peningkatan penerimaan devisa dan pengembangan teknologi.
Dalam Keseimbangan makro perekonomian terbuka, yang dirumuskan dengan: Y = C + I + G + (X - M),  apabila terjadi perubahan dalam arus pergangan internasional (X-M) akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional (Y).  Jika ekspor (X) meningkat maka pendapatan (Y)  juga akan meningkat, karena itu kebijakan yang bertujuan untuk mendorong ekspor adalah kegiatan yang logis, karena secara langsung berpengaruh terhadap pendapatan nasional (Y). Disamping itu kenaikan ekspor akan berpengaruh positif terhadap penciptaan kesempatan kerja.
Salah satu contoh kebijaksanaan yang mendorong ekspor yang dapat dikemukakan disini dan paling sering digunakan adalah subsidi ekspor, yaitu subsidi yang dibayarkan kepada produsen DN karena kegiatan ekspornya atau kepada konsumen di LN untuk mendorong ekspor.  Bentuknya dapat bermacam-macam seperti pemberian uang kas langsung, kredit murah (dengan harga murah dan dibawah harga pasar) dan penyediaan fasilitas tertentu yang sebenarnya tidak ada atau pengenaan pajak yang lebih rendah dari seharusnya.  Pemberian subsidi ekspor yang dijelaskan dengan bantuan gambar sebagai berikut;
Dalam perdagangan bebas harga yang terjadi adalah OP1. Dengan adanya subsidi ekspor oleh pemerintah akan mengakibatkan penawaran bergeser dari S menjadi S .  Akibatnya jumlah produk yang diekspor akan naik dari OQ1 menjadi OQ2, dan harga dunia turun menjadi OP2.  Peningkatan produksi ini hanya terjadi apabila harga yang diterima produsen adalah OP3 sehingga selisih harga yang diterima produsen dengan harga yang sebenarnya terjadi di pasar dunia OP3 -OP2 (atau AB) merupakan subsidi yang diberikan pemerintah kepada eksportir.
Pemberian subsidi ekspor tentu tidak disukai oleh negara-negara yang menjual produk yang sama di pasar internasional karena pemberian subsidi jelas menyebabkan persaingan tidak jujur (unfair trade).  Contohnya adalah protes dari Amerika Serikat terhadap produk tekstil Indonesia yang disebabkan pemberian subsidi ekspor yang berupa sertifikat ekspor.  Ketentuan GATT jelas-jelas melarang pemberian subsidi ekspor, khususnya produk-produk industri dan secara parsial untuk produk pertanian.Disamping kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor, sering juga dijumpai kebijaksanaan yang bertujuan untuk menghambat ekspor.  Beberapa alasan  mengapa kebijakan ini diambil adalah:
-        barang yang diekspor sangat diperlukan oleh konsumen DN, sehingga apabila barang ini diekspor dalam jumlah yang besar maka harga produk tersebut akan naik dan sulit diperoleh.  Jika barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok atau sebagai input bagi industri di dalam negeri sehingga akan menggangu jalannya perekonomian. Misalnya yang pernah dilakukan adalah pajak ekspor atas CPO, karena CPO merupakan bahan baku utama dalam pembuatan minyak goreng yang sangat dibutuhkan di dalam negeri
-        mengurangi pengaruh inflasi dari LN, sehingga pengurangan ekspor dapat menekan turunnya harga
-        dapat memperbaiki nilai tukar perdagangan (term of trade, TOT) apabila pangsa pasar dari ekspor negara tersebut cukup besar.  Pengendalian ekspor akan dapat meninggkatkan harga produk tersebut. Contoh yang jelas adalah  pengendalian produksi minyak dunia yang dilakukan oleh negara-negara OPEC
-        sebagai senjata ekonomi untuk kepentingan politik luar negeri-nya, yaitu melakukan embargo produk-produk tertentu  tertentu  ke negara-negera tertentu. Misalnya embargo ekonomi oleh negara Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Iran, embargo peralatan militer oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia, dan lain-lain

2.    Peluang-peluang yang mungkin timbul dari kebijakan ekspor serta    bagaimana   memanfaatkan peluang-peluang tersebut melalui ekonomi kreatif
                        Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan .
                        Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/ eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Dengan menggunakan cara ini, eksporter memiliki kesempatan untuk.. Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management comapanies ) dan perusahaan pengekspor ( export trading companies ). Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang. Umumnya, industri jasa menggunakan ekspor langsung sedangkan industri manufaktur menggunakan keduanya.
Dalam perencanaan ekspor, perlu dilakukan berbagai persiapan, berikut 4 langkah persiapannya:
-          Identifikasi pasar yang potensial
-          Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan, SWOT analisis
-          Melakukan Pertemuan, dengan eksportir,agen,dll
-          Alokasi sumber daya
            Secara umum produk ekspor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang-barang yangukan berupa minyak bumi dan gas,seperti hasil perkebunan,pertanian,peternakan,perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.

Produk ekspor meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa yaitu:
-     Hasil Pertanian
karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.
-     Hasil Hutan
kayu dan rotan. Ekspor  kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.
-     Hasil Perikanan
Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.


-     Hasil Pertambangan
Barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.
-     Hasil Industri
Semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
-     Jasa
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia dan negara-negara timur tengah.
Berikut ini manfaat dari kegiatan ekspor :
-     Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
-     Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.
-     Meningkatkan perekonomian rakyat.
-     Mendorong berkembangnya kegiatan industri

BAB III
PENUTUP
     

1.      Kesimpilan

2.      Saran
       Puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari Mata Kuliah Ekonomi Pertanian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Trisna Negara. Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurna, masih banyak kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, maka dengan segala kerendahan hati kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah – langkah yang kita ambil. Amin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi ”                                                 Dosen Pengampu : Eko Susanto,...