Kamis, 09 April 2020

MAKALAH KESEIMBANGAN EKONOMI 2 DAN 3 SEKTOR


MAKALAH
KESEIMBANGAN EKONOMI 2 DAN 3 SEKTOR
Untukmemenuhitugasmatakuliah "PengantarekonomiMikrodanmakro"
 Yang diampuoleh
Dosen :
EKO SUSANTO, S.E., M.M.







Disusunoleh :
ERNIATI

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBIS)
DARUSSALAM
2020

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Makalah ini membahas mengenai Perekonomian dua sektor danperekonomiantiga sector” perekonomiandua sector merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
Perekonomiantigasektormerupakanperekonomian yang terdiridarisektorrumahtangga, perusahaandanpemerintah.Dalamperekonomianinidisebutjugasebagaiperekonomiantertutupkarenakegiatanperekonomiannyaberkecimpunghanyadalamnegerisendiritanpaadanyakerjasamaperdagangandenganpihakluar.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor
Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi penda,patan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri.
Siklus Aliran Pendapatan dalam Perekonomian 2 Sektor
Ciri-Ciri Aliran Pendapatan Dua Sektor:
  • Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung
  • Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan
  • Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan
  • Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari sektor rumah tangga.
Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
Ciri-ciri hubungan konsumsi dan pendapatan:
  • Pada pendapatan yang rendah, rumah tangga akan menutupnya dari tabungan / mengambil dari tabungan.
  • Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi
  • Pada pendapatan yang tinggi, Rumah Tangga menabung
Bentuk umum : Yd = C + S
Keterangan :
  • Yd :    Pendapatan disposibel
  • C     :    Konsumsi rumah tangga
  • S     :    Tabungan
TABEL 1
PENDAPATAN, KONSUMSI DAN TABUNGAN (DALAM RIBU RUPIAH)
Pendapatandisposibel
PengeluaranKonsumsi
Tabungan
(Yd)
(C)
(S)
125
-125
100
200
-100
200
275
-75
300
350
-50
400
425
-25
500
500
600
575
25
700
650
50
800
725
75
900
800
100
1000
875
125
Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung                 
1. Defenisi Kecondongan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
  • Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal (MPC) didefenisikan sebagai perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd) yang diperoleh. Rumusnya : MPC = ∆C/∆Yd
  • Kecondongan Mengkonsumsi Rata-Rata (APC) didefenisikan sebagai perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan pendapatan disposibel (Yd) ketika konsumsi tersebut dilakukan.   Rumusnya : Apc = C/Yd
2. Definisi Kecondongan Menabung (Propensity to Save)
  • Kecondongan Menabung Marjinal (MPS) didefenisikan sebagai perbandingan antara pertambahan tabungan (∆S) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd) yang diperoleh. Rumusnya : MPS = ∆S/∆Yd
  • Kecondongan Menabung Rata-Rata (APS) didefenisikan sebagai perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan pendapatan disposibel (Yd). Rumusnya : APS = S/Yd
Contoh Perhitungan:
Tabel II
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG MARJINAL DAN RATA-RATA
Pendapatandisposibel
PengeluaranKonsumsi
Tabungan
KecondonganMengkonsumsiMarjinal
KecondonganMengkonsumsi Rata-rata
KecondonganMenabungMarjinal
KecondonganMenabung Rata-rata
(Yd)
(C)
(S)
(MPC)
(APC)
(MPS)
(APS)
CONTOH 1: MPC TETAP
200.000
300.000
-100.000
1,50
-0,50
400.000
450.000
-50.000
0,75
1,13
0,25
-0,13
600.000
600.000
0,75
1,00
0,25
800.000
750.000
50.000
0,75
0,94
0,25
0,06
CONTOH 2: MPC MAKIN KECIL
200.000
300.000
-100.000
1,50
-0,50
400.000
460.000
-60.000
0,80
1,15
0,20
–0,15
600.000
610.000
-10.000
0,75
1,02
0,25
-0,02
800.000
750.000
50.000
0,70
0,94
0,30
0,06

TabelIII
HUBUNGAN ANTARA KECONDONGAN KONSUMSI (C) DAN
MENABUNG (S)
Pendapatandisposibel
MPC
APC
MPS
APS
MPS + MPC
APS + APC
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
CONTOH 1: MPC TETAP
Rp   200.000
1,50
-50
400.000
0,75
1,13
0,25
-0,13
1
1
600.000
0,75
1,00
0,25
–  
1
1
800.000
0,75
0,94
0,25
0,06
1
1
CONTOH 2: MPC MAKIN KECIL
Rp   200.000
–  
1,50
-0,50
400.000
0,80
1,15
0,20
-0,15
1
1
600.000
0,75
1,02
0,25
-0,02
1
1
800.000
0,70
0,94
0,30
0,06
1
1

Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.

TABELIV.
PENDAPATAN, KONSUMSI DAN TABUNGAN (DALAM TRILIUN RUPIAH)
PendapatanNasional (Y)
Konsumsi (C)
Tabungan (S)
0
90
-90
120
180        
-60
240
270
-30
360
360
0
480
450
30
600
540
60
720
630
90
840
720
120
960
810
150
1080
900
180
1200
990
210




Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
1.) Fungsi Konsumsi Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
Bentuk umum:
C = a + b Y
Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
b = kecondongan mengkonsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
Untuk menghitung nilai a, dirumuskan:
a = (APC-MPC) y
2.) Fungsi Tabungan Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
Bentuk umum :
S = – a + (1 – b) Y
Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika Pendapatan nasional adalah 0
b = Kecondongan Mengkonsumsi Marginal
C = Tingkat Konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
Keseimbangan Tingkat Konsumsi
Keseimbangan konsumsi terjadi apabila semua pendapatan habis digunakan untuk konsumsi, jadi dapat dirumuskan : Y = C

Investasi
Investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian.
Penentu Tingkat  Investasi
  • Investasi, keuntungan, dan tingkat bunga
  • Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
  • Kemajuan teknologi
  • Tingkat pendapatan nasional & perubahannya
  • Keuntungan yang diperoleh
Penentu-Penentu Investasi yang Lain
  • Ramalan Keadaan di masa datang
  • Perubahan dan perkembangan teknologi
  • Efek pertumbuhan pendapatan nasional
  • Keuntungan perusahaan
Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara




B. Pengertian Ekonomi Tiga Sektor

    Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan dalam sesuatu perekonomian.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
  • Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
  • Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan-perbelanjaan agregat.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.

1. Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan

a. Aliran pendapatan dan pengeluaran
a) Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan.
Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
  1. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
  2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah atas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
  3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran atas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
b) Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
  1. pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan
  2. pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
c.Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari duasumber :
  1. dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan
  2. dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
b. Syarat keseimbangan
Keseimbangan:
Y = AE,  atau Y = C + I + G
Keterangan:
  • Y   : penawaran agregat                              
  • AE : pengeluaran agregat
  • C   : konsumsi rumah tangga            
  • I    : investasi perusahaan
  • G   : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa

Jika C dikurangi dari setiap ruas, maka dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
Contoh:
1.) Jika diket: C = 60 + 0,75 Y dan S = 0,25 Y – 100
I = 120
G = 60
Hitung Y keseimbangan!
(Ingat persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40)
Jawab :
Y = C + I + G
Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60
Y = 0,75 Y + 240
Y – 0,75 Y = 240
0,25 Y = 240
Y = 960
I + G = S + T
120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40
180 = 0,25 Y – 60
Y = 960
2.) Jika diket: C = 90 + 0,6 Y dan S = 0,2 Y – 90
I = 150
G = 240
w
Hitung Y keseimbangan!
(Persamaan C di atas untuk pajak proporsional T = 0,2 Y)
Jawab:
Y = C + I + G
Y = 90 + 0,6 Y + 150 + 240
Y = 0,6 Y + 480
0,4 Y = 480
Y = 1200
I + G = S + T
150 + 240 = 0,2 Y – 90 + 0,2 Y
480 = 0,4 Y
Y = 1200

2. Jenis-Jenis Pajak

  • Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak  Misalnya  PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak
  • Pajak subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Mislanya pendapatan. Jika pendapatan makin besar, maka beban pajaknya makin besar
  • Pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak.( pajak yang secara langsung di pungut dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak).
  • Pajak tak langsung : pajak yang bebannya dapat di pindah2 kan kepada pihak lain.( yang menanagung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Ex : Impor.

3. Bentuk-Bentuk Pajak Pendapatan

  • Pajak regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang di kenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini ,pada pendapatan rendah ,pajak yang di pungut meliputi bagian yang paling tinggi dari pendapatan tersebut.tetapi,semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu di bandingkan dengan keseluruan pendapatan.
  • Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.dalam sistempajak ini tidak di bedakan di antara penduduk yang kaya atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan kecil.
  • Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.

4. Efek Pajak Terhadap Konsumsi dan Tabungan

    Pengaruh pajak terhadap konsumsi dan tabungan pada perekonomian tiga sektor ada dua, yaitu sebagai berikut.
  1. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlahnya sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional) atas pengeluaran konsumsi dan tabungan.
  2. Pengaruh pajak proporsional atas pengeluaran konsumsi dan tabungan.
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan disposibel (Yd). Pajak sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel turun sebanyak T. Maka:  ∆Yd =  – T
Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible. Maka : ∆Yd = -T = ∆C + ∆S.
Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel  pengurangan konsumsi dan tabungan ditentukan oleh MPC dan MPS.
Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan :
∆C = MPC x T
∆C = MPS x T
Contoh:
1. Diketetahui fungsi konsumsi C = 150 + 0,75Yd dan T = 40. Tentukan fungsi konsumsi dan tabungan setelah pajak!
Jawab :
Untuk Mencari nilai Yd = Y-T
Maka,
C = 150 + 0,75Yd
C = 150 + 0,75 (Y-T)
C = 150 + 0,75 (Y-40)
C = 150 + 0,75Y – (0,75 . 40)
C = 150 + 0,75Y – 30
C = 120 + 0,75Y
dan fungsi tabungannya:
S = -150 + 0,25Yd
S = -150 + 0,25 (Y-T)
S = -150 + 0,25Y – (0,25 . 40)
S = -150 + 0,25Y – 10
S = – 160 + 0,25Y
2. Jika diketahui C = 150 + 0,75 Yd, T = 40, I = 50, dan G = 80
Tentukan YE setelah pajak!
Jawab:
Y = C + I + G
Y = 150 + 0,75 Yd + 50 + 80
Y = 150 + 0,75 (Y-T) + 50 + 80
Y = 150 + 0,75Y – (0,75 . 40) + 50 + 80
Y = 150 + 0,75Y – 30 + 50 + 80
Y = 250 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 250
     0,25Y = 250
            Y = 250/0,25
            YE = 1000

5. Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan Setelah Pajak

1. Efek Pajak Tetap
C = – bT + a + bY
S = -(1-b)T –a + (1-b)Y
Dimana:
b = MPC
T = tax
2. Efek Pajak Proporsional
C = a + b(1-t)Y
S = -a + (1-b)(1-t)Y
t = persentasi pajak dari Y
Contoh:
Diketahui : C = 0,75 Yd + 90
1. Keadaan setelah pemungutan pajak (pajak tetap).
Misalnya, T = 40
C = – bT + a + bY
  = -0,75(40) + 90 + 0,75 Y
C = 60 + 0,75 Y
S = -(1-b)T –a + (1-b)Y
 = -(1-0,75)40 – 90 + (1-0,75)Y
 = -10-90 + 0,25Y
S = -100 + 0,25Y atau 0,25 Y – 100
2. Keadaan setelah pemungutan pajak (pajak proporsional.)
Misalnya, T = 20% dari Y atau T = 0,2 Y.
C = a + b(1-t)Y
  = 90 + 0,75 (1-0,2)Y
C = 90 + 0,6 Y
S = -a + (1-b)(1-t)Y
 = -90 + (1-0,75)(1-0,2)Y
S = -90 + 0,2 Y atau 0,2 Y – 90

6. Pengeluaran Pemerintah

    Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.
Penentu-penentu pengeluaran pemerintah:
  • Proyeksi jumlah pajak yang di terima : Dalam menyusun anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan di terimanya.makin banyak jumlah pajak yang akan dapat di kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan.
  • Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai : mengatasi masalah pengangguran, menghidari inflasi, dan mempercepat pembangunan ekonomi. untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak.
  • Pertimbangan politik dan keamanan  : pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. kekacauan politik, keamanan.keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar.

H. Contoh Tabel     

Y         
C
I
S
Ct
St
T
G
AEt
150
50
-150
120
-160
40
80
250
200
300
50
-100
270
-110
40
80
400
400
450
50
-50
420
-60
40
80
550
600
600
50
570
-10
40
80
700
800
750
50
50
720
40
40
80
850
1000
900
50
100
870
90
40
80
1000
1200
1050
50
150
1020
140
40
80
1150

Keterangan:
  • Y = Pendapatan nasional
  • C = Konsumsi
  • I  = Investasi
  • S = Tabungan
  • Ct = Konsumsi setelah pajak
  • St = Tabungan setelah pajak
  • T = Pajak
  • G = Pengeluaran pemerintah
  • AEt = Pengeluaran agregat setelah pajak








BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Perekonomianduasektoradalahperekonomian yang terdiridarisektorperusahaandansektorrumahtangga.Dalamperekonomiantidakterdapatpajakdanpengeluaranpemerintah.Perekonomianitujugatidakmelakukanperdaganganluarnegeridandengandemikianperekonomianitutidakmelakukankegiatanekspordanimpor.Pendapatan yang digunakanolehrumahtanggaakandigunakanuntukduatujuanyaituuntukpengeluarankonsumsidanditabung
Kecondonganmengkonsumsiatauhasratmengkonsumsi, ada 2:
1.Hasratkonsumsi marginal atauMarginal propensity to consume (MPS)
2.Hasratkonsumsi rata-rata atauaverage propensity to consume (APC)
Kecondonganmenabungatauhasratmenabung, ada 2:
1.Hasratmenabung marginal atau marginal propensity to save (MPS)
2.Hasrattabungan rata-rata atauaverage propensity to save (APS)
Sistemperekonomiantigasektorterdiridarisektor -sektorrumahtanggaperusahaandanpemerintah

Jenis-JenisPajak
1.Pajakobjektif
2.Pajaksubjektif
3.pajaklangsung
4.pajaktaklangsung
Bentuk-bentukpajakpendapatan
1.Pajakregresif
2.Pajakproporsional
3.Pajakprogresif







DAFTAR PUSTAKA
https://www.weare.id/keseimbangan-ekonomi-dua-sektor/. Diaksespadatanggal 08 April 2020.
https://www.weare.id/keseimbangan-ekonomi-tiga-sektor/. Diaksespadatanggal 08 April 2020.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi ”                                                 Dosen Pengampu : Eko Susanto,...