Jumat, 03 April 2020

MAKALAH TEORI TINGKAH LAKU KOMSUMEN


TEORI TINGKAH LAKU KOMSUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Mikro”
 Dosen Pengampu : Eko Susanto, S.E., M.E







Disusun Oleh :
Rendika Yulkhiton

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBIS) DARUSSALAM
OGAN KOMERING ILIR
TA. 2019/2020



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Teori Tingkah Laku Konsumen “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari berbagai pihak oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca umumnya. 

Lempuing,     April 2020
Hormat Kami

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Di dalam pembahasan ilmu ekonomi mikro terdapat materi mengenai Teori Tingkah Laku Konsumen. Yakni tingkah laku individu atau kelompok dalam mempergunakan pendapatan yang mereka miliki untuk memenuhi kepuasaan masing-masing.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan menyederhanakan realitas ekonomi.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian tingkah laku konsumen
2.    Apa yang dimaksud dengan Teori Tingkah Laku Konsumen
3.    Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen
4.    Apa saja pendekatan yang digunakan dalam Teori Tingkah Laku Konsumen

1.    Memenuhi tugas pembuatan makalah mengenai Teori Tingkah Laku Konsumen
2.    Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep “Teori Perilaku Konsumen”.
3.    Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor dan pendekatan-pendekatan yang mempengaruhi dan digunakan dalam perilaku konsumen.









BAB II
                                          Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. (Wikipedia: 2016,
                              Teori tingkah laku konsumen (Consumer behaviour) adalah teori yang mempelajari pola tingkah laku konsumen dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk, yaitu: teori nilai guna (utiliti) dan analisis kepuasan sama.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan, yakni; pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal
Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.

                                          Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan atau jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
·         Psikologis, mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap perseorangan.
·         Pribadi, mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
·         Sosial, mencakup keluarga, pendapat pemimpin, dan kelompok referensi lainya seperti teman, dan rekan seprofesi.
·         Budaya, mencakup cara hidup, subkultur, dan kelas sosial.

C.   Pendekatan Perilaku Konsumen
                                                            Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach).
                                                            Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :
a.    Konsumen bersifat rasional konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
b.    Tujuan konsumen adalah memaksimumkan utilitas
c.    Laju pertambahan utilitas  semakin lama semakin rendah dengan semakin banyaknya barang tersebut dikonsumsi oleh konsumen ini dikenal sebagai The Law Of Deminishing Marginal Utility
d.    Konsumen memililki sejumlah pendapatan tertentu
e.    Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.


Hukum Gossen I
Hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”
Contoh:
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada saat Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6 util. Demikian juga, pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat utilitas Anda naik lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk gelas keempat nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai tingkat utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util. Apabila situasi tersebut digambarkan dalam tabel akan tampak sebagai berikut.
Dari Tabel 1. terlihat bahwa utilitas total akan naik sejalan dengan kenaikan konsumsi air, tetapi laju kenaikannya yang semakin menurun. Tabel 1. juga memperlihatkan bahwa utilitas total dari mengkonsumsi sejumlah air sama dengan jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik tertentu. Coba Anda perhatikan. Pada saat Anda mengonsumsi 4 gelas air minum, utilitas total adalah 18 util. Jumlah dari utilitas marjinal hingga Anda mengonsumsi 4 gelas air minum adalah 6 + 5 + 4 + 3 = 18 util. Jadi, utilitas total adalah jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik tertentu. Jika data dari Tabel 1. dibuat kurva akan tampak sebagai berikut.

Hukum Gossen II
Hukum ini menyatakan:
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”
Adapun untuk barang yang memiliki harga berbeda berlaku rumus sebagai berikut:
Keterangan:
MUX = marginal utility barang X
MUY = marginal utility barang Y
MUZ = marginal utility barang Z
PX = price (harga) barang X
PY = price (harga) barang Y
PZ = price (harga) barang Z
Sebagai contoh, barang yang dikonsumsi Fatimah memiliki harga yang berbeda-beda, yaitu barang X harga per unit Rp 500,00, barang Y harga per unit Rp 5.000,00, dan harga barang Z harga per unit Rp 10.000,00. Utilitas maksimum akan dicapai oleh Fatimah jika setiap unit barang memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang dibelanjakan. Kondisi tersebut tercapai pada saat nilai MU barang X adalah 5, nilai MU barang Y adalah 50, dan nilai MU barang Z adalah 100.
Penyelesaian:
 

=
 

=

=

Teori utilitas ordinal, yang menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas sama (indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah:
a.            Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
b.            Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
c.            Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.
Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan kombinasi beberapa barang yang sama-sama disukai oleh konsumen, yaitu tidak ada pilihan untuk satu kombinasi dengan barang lain karena semuanya memiliki tingkat utilitas yang sama (atau jumlah utilitas yang sama) untuk konsumen. Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya.
Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit pakaian dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit pakaian dan 10 unit buku. Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku lebih rendah daripada pengurangan 2 unit pakaian, Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen. Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa kombinasi barang yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda akan memberikan utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. sebagai berikut.
Jika digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferen sebagai berikut.


Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan konsumsi kedua barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari titik nol. Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan peta indiferen (indifference map)

Garis Anggaran (Budget Line)
Konsumen yang memiliki pendapatan tetap dalam membelanjakan uangnya dihadapkan pada berbagai pilihan barang. Misalnya, Anda memiliki pendapatan tetap sebagai pelajar seperti kiriman uang dari orangtua anda sebesar Rp 500.000,00 dan uang tersebut Anda belikan pakaian dan buku pelajaran. Adapun harga pakaian adalah Rp 20.000,00 per unit dan harga buku adalah Rp 25.000,00 per unit. Anda akan menghabiskan uang yang ada untuk membeli pakaian dan buku. Anda dapat membelanjakan uang tersebut untuk membeli berbagai alternatif kombinasi pakaian dan buku. Jika seluruh uang yang ada dibelanjakan untuk membeli pakaian, Anda dapat membeli 25 potong pakaian.
Adapun jika digunakan untuk membeli buku, Anda dapat membeli 20 buku. Beberapa kemungkinan dari kombinasi pakaian dan buku tersebut terlihat pada Tabel 3. berikut.
Berdasarkan Tabel 3, dapat digambarkan kurva garis anggaran yang berbentuk garis lurus. Kurva garis anggaran menunjukkan seluruh kombinasi dari kedua barang yang mungkin terjadi, sehingga seluruh pendapatan konsumen habis dibelanjakan. Dengan demikian, garis anggaran menggambarkan semua kombinasi barang-barang yang tersedia bagi rumah tangga pada penghasilan atau pendapatan tertentu dan pada harga barang-barang yang dibelinya.
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.
a)            Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
              barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
              barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
              mutu barang terjamin;
              harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
b)            Perilaku Konsumen tidak Rasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegu naannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
              tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
              memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
              ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
              prestise atau gengsi.

                                   Untuk mengetahui bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya di antara dua produk, perlu digabungkan pengertian tentang apa yang ingin diperbuat dan apa yang dapat diperbuat oleh konsumen. Ini dilakukan dengan menggabungkan peta indiferen dan kurva garis anggaran konsumen. Penggabungan peta indiferen dan kurva garis anggaran konsumen tampak pada Kurva 5. berikut.
Oleh karena Anda ingin memaksimumkan utilitas, Anda ingin mencapai kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai. Dengan mengamati Kurva 5, Anda akan mencapai utilitas maksimum pada saat garis anggaran menyinggung kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai. Keadaan ini disebut dengan keseimbangan konsumen. Dari Kurva 5, kombinasi barang yang paling disukai dan dapat dicapai dengan anggaran yang ada terletak pada titik E. Pada titik E tersebut, Anda akan mencapai utilitas maksimum dengan anggaran terbatas. Artinya, Anda dalam mencapai utilitas maksimum dibatasi oleh tingkat pendapatan Anda. Keterbatasan di sini merupakan satu kenyataan bahwa seseorang tidak akan dapat mengkonsumsi barang yang nilainya melebihi pendapatannya.





Sesuatu hal yang sangat penting untuk mempelajari perilaku konsumen guna memahami baik siklus bisnis jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang. Dalam jangka pendek, kegiatan konsumsi merupakan komponen utama dari keseluruhan pembelanjaan.
Terdapat sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pola konsumsi pada seorang konsumen untuk mencapai kepuasan maksimum, mulai dari perubahan pendapatan dan substitusi serta faktor lainya dan ketika konsumsi berubah secara tajam, perubahan itu mungkin mempengaruhi output dan lapangan kerja melalui dampaknya tehadap keseluruhan permintaan.

                                          Berdasarkan isi dari konsep tentang “Teori Tingkah Laku Konsumen” maka studi teori perilaku konsumen adalah suatu hal yang sangat penting baik bagi para pengusaha, ekonom, mahasiswa, dosen, guru ataupun pemerintah serta khalayak umum karena dengan kita mempelajari dan memahami konsep teori dan perilaku konsumen dalam membelanjakan sejumlah pendapatan yang dimilikinya, maka kita akan mengetahui sejumlah pemahaman daripada siklus bisnis jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi

MAKALAH “ Permintaan Terhadap Faktor Faktor Produksi ”                                                 Dosen Pengampu : Eko Susanto,...